Papua-Barat.WahanaNews.co, Raja Ampat - Masyarakat Kampung Gag kembali lakukan aksi protes terhadap PT Gag Nikel di Pulau Gag, Distrik Waigeo Barat Kepulauan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Aksi protes tersebut berujung pemalangan tepat pintu utama Perkantoran PT Gag Nikel, Kamis 15 Agustus 2024
Baca Juga:
Ini Respon Office Manager PT Gag Nikel Usai Didatangi Demonstran Tuntut Royalti di Pulau Gag
Aksi pemalangan yang di pelopori oleh ibu-ibu tersebut berawal dari aktivitas kendaraan perusahaan yang mengakibatkan sepanjang jalan kampung mengalami kerusakan parah namun pihak PT Gag Nikel nilai tidak menyikapi hal tersebut, sehingga pada musim panas terjadi polusi dan mengancam kesehatan masyarakat akbit debu yang bertebaran dan masuk sampai ke rumah-rumah masyarakat.
Dari rekaman vidio yang di terima Papua-Barat.WahanaNews.co, terlihat ibu-ibu melakukan pemalangan sembari mengutarakan kekesalannya terhadapat PT Gag Nikel.
"Tong su tara manahan makan debu dalam Kampung, makan debu di tambang, jadi saya so tara sabar. Kam bawa sertu kasi bagus jalan di tambang, baru di Kampung mandi becek", ungkap seorang ibu dengan nada kesal
Baca Juga:
Kasus Korupsi 109 Ton Emas, Kejagung Buka Peluang Jerat Tersangka Korporasi
Abdullah Mathum, salah satu masa aksi mengatakan, pemalangan yang dilakukan masyarakat Kampung Gag tersebut senagai bentuk kekesalan dan kekecewaan terhadap PT Gag Nikel, yang mana telah beroperasi sekian lama namun tidak memiliki itikad untuk membangun atau memperbaiki jalan kampung milik masyarakat.
Lanjut Abdullah, kerusakan jalan dan pencemaran polusi udara merupakan dampak dari aktivitas perusahaan melalui kendaraan roda 4 sampai roda 8 yang masuk keluar pemukiman masyarakat dan melintas melalui jalan kampung.
Aksi Protes dan pemalangan Masyarakat Kampung Gag di pintu Utama PT Gag Nikel. (Foto: WahanaNews/istimewa)
"Jadi terkait dengan pemalangan yang dilakukan masyarakat, inikan berarti sudah menjadi penyakit lama. Sudah sekian tahun Gag Nikel beroperasi, bagaimana jalan itu dirawat supaya masyarakat tidak terdampak polusi udara akibat debu dari aktivitas kendaraan perusahaan," demikian Abdullah Mathum.
Sementara itu, salah satu Tokoh Pemuda Kampung Gag, Muamar Kadafi juga turut menanggapi aksi protes yang di lakukan.
Bahwasanya kata Kadafi, sudah seharusnya PT Gag Nikel menyikapi tuntutan masyarakat. Apalagi lanjut Kadafi, tuntutan tersebut sebelumnya sudah di bicarakan, namun hingga saat ini belum direalisasikan oleh pihak perusahaan.
Pihak perusahan sebenarnya harus segera bertindak, sebab bukan hanya jalan namun masyarakat sekitar juga merasakan dampak debu, yang ketika perusahan melakukan operasi masuk dalam wilayah perkampungan.
"Masyarakat merasakan dampak dari jalan yang rusak, terus debu yang masuk sampai ke rumah-rumah warga. Ini sudah berlarut lama. Semenjak perusahaan hadir di Pulau Gag, tapi hingga kini belum direalisasikan," demikian tokoh pemuda kampung Gag, Muamar Kadafi.
[Redaktur: Hotbert Purba]