WahanaNews-Papua Barat | Tanggal 25 Mei merupakan penanggalan perjalanan sejarah bagi Gereja Protestan Indonesia Di Papua yang disingkat GPI Papua.
Hari Rabu (25 Mei 2022) di seluruh pelosok Tanah Papua di mana GPI Papua melayani dilaksanakan Ibadah Syukur.
Baca Juga:
Jemaat GPI Papua Diaspora Fakfak Gelar Syukur HUT Ke-16, Pdt Hein Termas: “Tantangan bukan Halangan, Pelayanan harus Lebih Maju”
Sesuai pantauan Papua-Barat.WahanaNews.co, diberbagai jemaat langsung maupun melalui pantauan link media sosial dilaksanakan ibadah syukur.
Salah satu jemaat di Klasis GPI Papua Fakfak yaitu Jemaat Diaspora Pala-Pala Fakfak juga melaksanakan ibadah syukur HUT GPI Papua ke-37 Tahun dan syukur HUT Kemandirian Jemaat ke-14 Tahun, ibadah dipimpin oleh Pdt. Rien Romkeny, S.Th.
Pastori Jemaat Diaspora
Baca Juga:
Peletakan Batu Pertama Pembangunan Kantor Klasis GPI Papua Hiren Kokah, Yohana Hindom: "Membangun Anak-Anak Tuhan Di Atas Negeri"
Sesuai liturgi ibadah Syukur Hut GPI Papua Ke-37 Tahun, pembacaan Alkitab terdapat dalam I Korintus 12:12-31, dengan sorotan tema "Gereja yang Misioner di Tengah Dunia yang Berubah"
Dari tema di atas mengingatkan kembali spirit kebersamaan dalam persekutuan yang terjadi, itu bukan berarti tanpa perbedaan.
Namun yang perlu kita sadari, hendaknya perbedaan itu tentu saja menjadikan GPI Papua sebagai gereja yang misioner, mentransformasi diri, adaptif di tengah dunia yang selalu berubah.
Tantangan GPI Papua memang sangat berat, tentu saja membutuhkan keterlibatan seluruh anggota jemaat sebagai tubuh Kristus" Pdt. Rien Romkeny dalam Khotbahnya.
Sambutan Ketua Sinode GPI Papua yang dibacakan oleh Ketua Klasis Fakfak Pdt. johan Beay, S.Th. (Foto: Frances / WNC Fakfak).
Ketua Sinode GPI Papua dalam sambutan yang dibacakan Ketua Klasis GPI Papua Fakfak Pdt. Johan Beay, S.Th. "dalam rangka mensyukuri HUT GPI Papua ke-37, sebagai gereja yang misioner, GPI Papua sedang hidup dan bergumul, terbuka bahkan kritis dalam menghadapi perubahan zaman.
Itu artinya, gereja tidak serta merta larut hanyut ikut dalam perubahan zaman sehingga menyebabkan gereja justru terombang-ambing dalam samudra luas tanpa tujuan.
Tetapi Gereja harus kokoh, gereja harus hadir menjadi diri sendiri, hadir bersama orang lain. Berpartisipasi aktif mewujudkan secara konkrit cinta kasih Allah, seperti yang tertuang dalam Motto GPI Papua memberitakan Kristus yang tersalib.
Dalam bagian lain, Ketua sinode GPI Papua dalam sambutannya mengatakan “GPI Papua pun terpanggil untuk menyatakan: panggilannya yaitu bersaksi dan memberitakan injil damai sejahtera adalah tugas gereja sebagai bagian dari gereja yang kudus, am dan rasuli di tengah dan di dalam konteks masyarakat pluralstik (majemuk)”.
W. Sony Hegemur, anggota DPRD Fakfak menyampaikan sambutannya mewakili pemerintah.
Wilson Sony Hegemur mewakili pemerintah sekaligus menggunting pita tanda digunakannya gedung pastori, dalam sambutannya mengatakan "kita semua yang hadir di sini adalah berasal dari berbagai suku ras dan agama, tapi dalam kepelbedaan kita, kita harus selalu ada dalam ikatan sebuah kebersamaan yang terbangun dalam falsafah orang Fakfak Satu Tungku Tiga Batu"
Perayaan HUT GPI Papua ke-37 Tahun juga bersamaan dengan HUT ke-14 Kemandirian Jemaat GPI Papua Diaspora Pala-Pala Fakfak serta Peresmian Gedung/Rumah Pendeta atau Pastori Jemaat GPI Papua Diaspora Pala-pala.
Dalam laporan ketua Panitia Pembangunan Rumah Pendeta atau Pastori Koce Rahangmetan, bahwa "pembangunan yang berlangsung selama kurang lebih 10 tahun, memang dilalui dalam tantangan dan pergumulan yang cukup berat, akan tetapi hari ini kita dapat meresmikannya dengan menelan biaya total sebesar Rp376.668.000,- (tiga ratus tujuh puluh enam juta enam ratus enam puluh delapan ribu rupiah).
Sumber dana berasal dari bantuan hibah Pemprov Papua Barat sebesar Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan sisa sebasar Rp126.668.000,- berasal dari sumber dana dalam organisasi yaitu Stimulant Jemaat Diaspora dan Aksi Peti Pastori serta bantuan donatur luar dan dalam GPI Papua.
Penyerahan kunci pintu pastori kepada pdt. Rien Romkeny dari Ketua Klasis GPI Papua Fakfak.
Peresmian dihadiri anggota jemaat dan undangan terdiri dari anggota DPR Papua Barat H. Saleh Siknun, Anggota DPRD Fakfak W. Sony Hegemur, Kepala Dinas Koperasi & UMKM Fakfak Siti R. Hegemur, Ketua Klasis GPI Papua Fakfak Johan Beay, S.Th. sekaligus menerima kunci dan Panitia dan kepala tukang dan menyerahkannya kepada Pdt. Rien Romkeny.
Bangunan Pastori terdaftar sebagai aset GPI Papua dan diserahkan kepada Jemaat GPI Papua untuk dikelola dalam pelayanan secara khusus dan sebagai rumah doa secara khusus. [hot]