Papua-Barat.WahanaNews.co, Fakfak - Gereja Protestan Indonesia Di Papua yang disingkat GPI Papua, pada minggu ketiga Bulan November, telah diterbitkan Tema; "Mewujudkan Pemilu Damai" dan Sub tema; "Mencari Pemimpin Bangsa yang Berintegritas".
Pembacaan Alkitab dari Kitab II Tawarikh pasal 15: ayat (1) sampai dengan (19) dengan perikop sesuai Lembaga Alkitab Indonesia yaitu "Pembaharuan oleh Asa".
Baca Juga:
Pdt Maurits Rohrohmana: GPI Papua sebagai Gereja Tetap Mendoakan Negara dan Bangsa
Pdt Vero Genuny, S.Th., seorang pelayan firman GPI Papua di jemaat Diaspora Fakfak, dalam refleksi khotbahnya pada Minggu 19 November 2023, mengatakan situasi zaman terkini terutama di Indonesia, dialami situasi dimana sebagai warga bangsa, telah sampai dimana kurang menaruh kepercayaan kepada pemimpin, ada juga bermasah bodoh pada situasi realita, bahkan ada yang tidak paham tentang kehidupan di sekitarnya.
Dari refleksi pembacaan Alkitab Firman Tuhan, Asa, raja Israel saat itu, bersikap bijaksana dengan melihat situasi di negerinya.
Sebagaimana apa yang tergambar dari tema, menemukan atau mencari pemimpin yang berintegritas, Asa raja Israel saat itu, bertekat menjaga negeri Israel dari penyembaham berhala, tak tanggung-tanggung Asa memecat neneknya dari kedudukan sebagai ibu Suri, karena nenek Asa melakukan hal yang tidak dikehendaki Allah yaitu penyembahan berhala atau jauh dari aturan yang dibuat Allah.
Baca Juga:
Hut Ke-17 Persekutuan Lanjut Usia GPI Papua, Pdt Morets Rohrohmana: "Opa Oma Harus Yakin, Tuhan Selalu Menyertai Kita"
Ibadah Minggu di GPI Papua di jemaat Diaspora Fakfak, Minggu 19 November 2023. (Foto: WahanaNews/Frances)
Asa sebagai raja Israel, memerintah bukan dengan kekerasan terhadap warga Israel, akan tetapi semata-mata dilakukan untuk menyenangkan hati Tuhan Allah Israel.
Dari pembacaan dan refleksi Khotbah, "Kita sebagai orang tua, kita juga berlaku sebagai pemimpin dalam keluarga harus menjadi pemimpin yang baik dalam keluarga, apa yang diketahui oleh seorang bapak atau ayah, harus melakukan yang baik sebagai figur yang berintegritas," kata Pdt Vero dalam Khotbah.