Sambungnya, tahun ini, dua guru dari Tomu dan Bintuni terpilih untuk mengikuti AFS Youth Assembly di New York di bulan Agustus mendatang, bersama peserta dari berbagai negara.
Untuk mendukung keberlangsungan pendidikan dasar di kampung-kampung, Tangguh LNG saat ini juga menyediakan honorarium bulanan bagi 32 guru kontrak, melalui kerja sama dengan tiga yayasan pendidikan setempat: Muhammadiyah, YPK dan YPPK.
Baca Juga:
MA Perberat Hukuman Karen Agustiawan Jadi 13 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi LNG
Siswa-siswi asal Teluk Bintuni, dengan disponsori oleh Tangguh LNG, berpartisipasi di program AFS STEM Innovator 2024 di Jakarta.
"Melalui berbagai inisiatif ini, Tangguh LNG terus berupaya mendukung kemajuan pendidikan di Papua Barat, sebagai bagian dari kontribusi jangka panjang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasinya," demikian Desy Unidjaja.
Diketahui, Tangguh LNG merupakan produsen gas terbesar di Indonesia, yang menyumbang sekitar 35% dari produksi gas nasional.
Baca Juga:
Terkait Kasus LNG, Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati Diperiksa KPK
Tangguh telah beroperasi sejak tahun 2009 dan kini terdiri dari fasilitas produksi gas lepas pantai yang memasok tiga unit kilang pencairan gas alam (LNG), masing-masing berkapasitas 3,8 juta metrik ton per tahun (mtpa). Saat ini 70 persen pekerja yang mengoperasikan Tangguh LNG berasal dari Papua, termasuk lebih dari 100 anak-anak Papua yang telah menyelesaikan program pendidikan teknisi tiga tahun dengan sertifikasi internasional.
[Redaktur: Hotbert Purba]