Dalam kesempatan tersebut, kedua pemimpin negara juga bertukar pandangan mengenai pentingnya memperkuat konektivitas antara kedua negara baik di darat, laut, maupun udara.
Presiden Jokowi berharap peluang bagi perusahaan-perusahaan konstruksi Indonesia untuk membangun sarana konektivitas dan infrastruktur di Papua Nugini akan makin terbuka lebar.
Baca Juga:
Longsor Terjadi di Papua Nugini, Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban
“Di bidang pertahanan, saya berharap implementasi perjanjian kerja sama di bidang pertahanan akan makin membuka kesempatan bagi kerja sama militer antara kedua negara. Hal ini termasuk potensi kerja sama mencakup industri pertahanan Indonesia,” ucap Presiden.
Terkait kerja sama di bidang kesehatan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia siap mendukung upaya Papua Nugini untuk memperkuat ketahanan nasionalnya di bidang kesehatan melalui kemitraan antara otoritas obat dan makanan kedua negara.
Selain itu, lanjut Presiden, perusahaan farmasi Indonesia juga telah menunjukkan minat untuk memasarkan produknya di pasar Papua Nugini.
Baca Juga:
Dirjen Adwil Kemendagri Bahas Kerja Sama Indonesia-Papua Nugini di Perbatasan
“Kami juga membahas sinergi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Pasifik Selatan, termasuk bidang pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, energi terbarukan, kelautan, manajemen penanggulangan bencana yang menjadi tantangan negara-negara kepulauan di Pasifik,” kata Presiden.
“Perhatian Indonesia terhadap negara Pasifik antara lain juga diwujudkan dengan diundangnya perwakilan Pasifik dalam KTT G20,” tandasnya.
Sementara itu, PM Marape dalam keterangannya turut menyambut baik undangan Indonesia kepada negara-negara Pasifik untuk ikut terlibat dalam KTT G20.