Transformasi ini salah satunya melalui digitalisasi di berbagai aspek, dari pembangkit, transmisi, keuangan, pengadaan hingga layanan ke pelanggan.
"Proses bisnis yang tadinya berbelit, kompleks, kita bongkar, kita ringkas, dan kita sederhanakan," ungkapnya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Kini, terang Darmawan, PLN jauh lebih baik dan sehat dibanding 2,5 tahun lalu. Dia menuturkan, PLN berhasil memangkas utang bahkan di tengah pandemi Covid-19.
Di tahun 2021, PLN juga berhasil meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.
"Sistem kelistrikan kami jauh lebih andal dibanding sistem kelistrikan tahun lalu. Keuangan kami jauh lebih sehat. Sistem pelayanan pelanggan kami jauh lebih baik orientasi memberikan pelayanan premium kepada pelanggan kami," ucap Darmawan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Ia menyebut, kepuasan pelanggan pun meningkat. Hal itu tercermin dari rating aplikasi PLN Mobile yang semula 2,5 menjadi 4,8. Kemudian, jumlah orang yang mendownload PLN Mobile dari hanya 500 ribu menjadi lebih dari 35 juta.
Perubahan terus dilakukan secara paripurna. Berbagai fitur dikembangkan mulai dari layanan pasang baru, tambah daya, dan berbagai transaksi beyond kWh terintegrasi dalam satu platform dengan pembayaran yang mudah dan praktis melalui super aplikasi PLN Mobile.
“Itu hanya beberapa contoh program yang sedang jadi fokus kami. Intinya, transformasi ini adalah penataan ulang secara end to end supaya lebih ringkas, cepat dan trengginas. Dan digitalisasi adalah tools untuk mengintegrasikan semuanya dalam cara baru PLN,” pungkas Darmawan. [hot]