Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Yesaya 53 : 8
Baca Juga:
Pdt Maurits Rohrohmana: GPI Papua sebagai Gereja Tetap Mendoakan Negara dan Bangsa
Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
Pelipus hadir sebagai seorang pembimbing bagi pembesar dan kepala perbendaharaan dari kerajaan Sri Kandake ratu Ethiopia. Lewat kuasa roh Kudus, menjelaskan nats yang dibacakan oleh sida-sida dari Ethiopia tersebut, yang menarik adalah bahwa, ketika dia memberi diri untuk dibimbing dan ketika kesiapan Filipus untuk menjadi seorang pembimbing yang dapat mengarahkan, menjelaskan dan juga menerangkan tentang firman yang ia bacakan, kuasa roh Kudus bekerja dan juga rasa percaya terhadap firman Tuhan menjadikan orang Ethiopia tadi bertobat dan mau dibaptis.
“Di bawah sorotan tema Gereja Yang Membaca dan subtema Kabar baik membuat orang percaya dan bertobat, dan pada bulan September adalah Bulan Baca dan di hari ini 17 September merupakan Hari Doa Alkitab se Dunia, oleh sebab itu mengajarkan kita sebagai umat Kristen, sebagai orang-orang yang sudah tahu tentang kebenaran firman Tuhan, bagaimana kita diajak untuk membaca, kita juga diajak untuk memberitakan kabar sukacita itu bagi orang-orang di sekeliling kita, baik mereka yang sudah percaya maupun mereka yang belum percaya, mereka yang belum dengan sungguh-sungguh menerima Kristus hadir dan berkarya di dalam kehidupannya,” kata Pdt. Mina.
Baca Juga:
Hut Ke-17 Persekutuan Lanjut Usia GPI Papua, Pdt Morets Rohrohmana: "Opa Oma Harus Yakin, Tuhan Selalu Menyertai Kita"
GPI Papua Diaspora Fakfak
Tegas Pdt. Mina Rahakbauw dalam Kkhotbahnya, bahwa “dalam kehidupan ini jika kita hidup tekun dan taat dalam membaca firman Tuhan, kita hidup tekun dan dalam berdoa, maka kita secara tidak langsung telah membina rohani kita untuk semakin dewasa, semakin mantap, semakin baik dalam hidup kita, bukan berdasarkan ego yang kita punya, tetapi berdasarkan panggilan hati hidup yang penuh dengan sukacita, yang mau berbagi dengan sesama kita, juga belajar bahwa dalam mewartakan Injil Kristus dalam hidup bergereja, tidak memandang pekerjaan jabatan status sosial bahkan kekayaan, tetapi bagaimana hidup yang benar-benar mencerminkan tentang Kristus, hidup yang benar-benar mencerminkan tentang ajaran Kristus dan juga menjadi teladan bagi sesama kita”.
Mengakhiri khotbahnya, Pdt. Mina mengharapkan, “jika kita telah menerima kabar baik, jangan menutup diri, tetapi kita harus mewartakan kabar itu, kepada semua orang”. [Redaktur: Hotbert Purba]