Ada tiga agenda utama yang dideklarasikan Istiqlal-Vatikan
Pertama, menghentikan dehumanisasi, yaitu pemusnahan nilai-nilai kemanusiaan akibat perang, konflik, dan pelanggaran hak asasi manusia.
Baca Juga:
Pegawai Kemenag Ditangkap - Intoleransi Dimana-mana, Ken Setiawan: Seperti Tak Punya Menteri Agama
Kedua, pelestarian lingkungan hidup. Tanpa lingkungan yang sehat, manusia tidak mungkin menjalankan perannya sebagai hamba dan khalifah Tuhan di bumi. Pelbagai bencana alam seperti banjir dan kerusakan hutan yang terjadi akibat eksploitasi alam tanpa tanggung jawab manusia.
Bahasa agama adalah bahasa paling efektif untuk menjaga alam. peran tokoh dan pemimpin agama sangat strategis dalam menyadarkan umat akan pentingnya menjaga bumi. Tanpa kelestarian alam tidak mungkin kita bisa menjadi khalifah di muka bumi ini.
Menag mengatakan bahasa yang paling efektif menyerap kerusakan lingkungan adalah bahasa agama
Baca Juga:
PPG Angkatan II Bagi Guru Pendidikan Agama Dimulai 1 September 2025
“Jika bumi rusak bagaimana kita bisa khusyu beribadah, banjir menggemuruh. Banjir itu disebabkan karena adanya penebangan pohon seperti contohnya di Sumatera,”terang Menteri Agama.
Agenda ketiga yang menjadi perhatian serius adalah perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Menag mengingatkan bahwa kemajuan teknologi harus diarahkan oleh nilai-nilai moral dan keagamaan agar tidak melahirkan bentuk dehumanisasi baru.
“Jika kecerdasan buatan tidak dijinakkan oleh agama, bisa menjadi ancaman baru bagi kemanusiaan. Agama bukan cemburu pada ilmu pengetahuan, namun memberi arah moral bagi manusia. Manusia tanpa kesadaran keagamaan berpotensi kehilangan nilai kemanusiaannya. Agama harus hadir sebagai penuntun dalam perkembangan sains dan teknologi.