Acara ditutup dengan sesi pisah kenang yang menyentuh. Diawali dengan pemutaran video kompilasi dokumentasi kegiatan, kemudian dilanjutkan dengan farewell speech dari Irnandini Putri yang diiringi lagu “Tujuhbelas” dari Tulus dan penampilan flashmob sebagai simbol kebersamaan.
Melalui acara ini, mahasiswa KKN-PPM UGM Tim Sorai Waisai menyampaikan pesan terakhir mereka kepada masyarakat: “Kami berharap pengabdian ini bisa menjadi bagian dari langkah besar menuju kesejahteraan masyarakat pesisir Raja Ampat. Kami percaya bahwa pembangunan yang berkelanjutan berawal dari mendengarkan, memahami, dan berjalan bersama masyarakat.”
Baca Juga:
Ironis, Diduga Oknum Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Raja Ampat Lecehkan Profesi PPPK
Momentum ini menjadi penutup yang manis bagi seluruh rangkaian pengabdian. Secara khusus, Wakil Bupati Raja Ampat menyampaikan penghargaan kepada Ketua Panitia Festival, Fakhri Muhammad, serta seluruh Tim Sorai Waisai.
“Kami sangat mengapresiasi semangat dan kerja keras Ketua Panitia Festival dan seluruh tim KKN UGM. Festival ini bukan hanya sekadar acara penutupan, tetapi telah menjadi wadah inspirasi dan kolaborasi,” ujar Wakil Bupati.
“Kami menilai bahwa apa yang dilakukan dalam Festival Sorai Waisai perlu dilanjutkan. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat siap menjadikan festival ini sebagai program tahunan resmi kami” tambahnya.
Baca Juga:
Raker Adat Dewan Adat Sub Suku USBA Tegaskan Regenerasi Kepemimpinan, Penguatan Budaya, dan Pembentukan Lumbung Pengetahuan Adat
Pernyataan ini disambut dengan tepuk tangan antusias dari masyarakat, menjadi penutup yang hangat dan membekas atas 50 hari pengabdian yang dilaksanakan secara intensif dan partisipatif.
[Redaktur: Hotbert Purba]