Papua-Barat.WahanaNews.co, Waisai, Raja Ampat - Berdasarkan PKPU Nomor 2 Tahun 2024, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Wali Kota akan dilaksanakan secara serentak pada Rabu 27 November 2024 mendatang.
Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu daerah yang juga akan melaksanakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati periode 2024-2029.
Baca Juga:
Dewan Adat Sub Suku Usba Terbitkan Buku Rekonstruksi Sejarah Sub Suku Usba di Raja Ampat
Ketua Projo Provinsi Papua Barat Daya, Donal Renato Heipon menilai dari sekian nama yang telah digadang-gadang sebagai Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Raja Ampat adalah Charles A.M Imbir ST,M.Si dan Reynold M Bula SE,M.Si.
Demikian disampaikan Heipon kepada WahanaNews.co melalui sambungan WhatsApp, Minggu 31 Maret 2024.
Pasangan yang nyaris diusung pada pilkada tahun 2020 lalu dan disingkat dengan nama "CERIA" itu tidak terlepas dari penilaian Ketua Projo dari rekam jejak dan karir politik kedua figur.
Baca Juga:
Jadi Korban Penganiayaan Terkait Izin Perusahaan Tambang di Raja Ampat, Ronisel Mambrasar Minta Atensi Pemda Terhadap Hak Adat Masyarakat di Kampung Manyaifun
Diketahui bahwa Charles dan Reynold hingga saat ini terpilih sebagai Legislator oleh masyarakat Raja Ampat di dapil yang berbeda selama 4 periode sejak tahun 2009-2024.
"Saya menilai Charles dan Reynold sangat layak pimpin Raja Ampat 2024-2029. Kenapa?, Dua sosok inikan terbukti diberikan kepercayaan oleh sebagian masyarakat Raja Ampat selama 4 periode, sehingga hal itu menjadi bukti bahwa Charles dan Reynold tidak diragukan untuk diusung sebagai Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati," kata Donal Renato Heipo.
Ia juga menyampaikan bahwa pesta demokrasi Indonesia adalah bagian yang tidak terpisahkan bagi masyarakat Raja Ampat dan diharapkan semua pihak untuk tidak menggunakan politik identitas.
Tidak mendorong gagasan politik identitas sebagai strategi untuk mendapatkan dukungan dalam meraih kemenangan.
Saatnya dalam Pilkada 2024, semua pihak bersama-sama mendorong kampanye dengan menyodorkan gagasan-gagasan membangun, menghindari penggunaan politik Identitas.
Politik Identitas yang digunakan dalam meraih kekuasaan akan membawa perpecahan. Politik identitas akan menciptakan polarisasi dan ketegangan di masyarakat karena menempatkan kepentingan kelompok atau individu di atas kepentingan umum.
Lebih lanjut dikatakan Heipon, Raja Ampat adalah suatu daerah yang sangat majemuk, sangat rentan dengan isu politik identitas.
"Kita ditakdirkan hidup dengan kemajemukan suku, ras, adat istiadat, agama, budaya dan bahasa yang berbeda-beda. Setiap perbedaan berpotensi untuk didorong sebagai amunisi dalam Politik Identitas. Terlebih di Era digital, pemanfaatan sosial media dan internet yang tidak sehat akan membanjiri masyarakat dengan informasi-informasi hoaks, fitnah dan gagasan negatif meraih kekuasaan tanpa mempertimbangkan kebutuhan masyarakat," demikian Ketua Projo Provinsi Papua Barat Daya, Donal Renato Heipon.
[Redaktur: Hotbert Purba]