Pertama, AHY mewarisi tahta hasil pembegalan oleh SBY. Partai yang awal nya demokratis kini berubah menjadi milik keluarga dan tirani.
"Kedua, AHY menjalankan AD ART partai hasil manipulasi yang seolah olah AD ART itu adalah produk kongres. Ketiga, AHY mewarisi manipulasi sejarah pendirian partai. Ujuk ujuk, nama SBY muncul sebagai pendiri partai. Padahal, SBY tidak termasuk diantara 99 pendiri partai Demokrat," tegasnya.
Baca Juga:
Kasus Suap Hasbi Hasan, KPK Periksa Petinggi Demokrat
Catatan keempat lanjut Darmizal, AHY suka suka memecat kader partai dengan alasan seolah olah demokratis. Padahal ia sedang menjalankan gaya kepemimpinan yang otoriterian.
"Banyak kader Demokrat dari seluruh pelosok tanah air bertanya kepada saya, soal peluang PK Demokrat di Mahkamah Agung. Saya jawab dengan mengutip ungkapan yang sering disampaikan SBY, bahwa "kebenaran pasti tegak walau langit akan runtuh".
"Oleh karena itu, saya berkeyakinan, bahwa kemenangan Demokrat KLB akan datang melalui kejernihan pandangan, keteguhan hati nurani, lurus tanpa rasa takut dari Majelis Hakim PK di Mahkamah Agung," pungkas Darmizal. [wit/hot]