Wahananews-Papua Barat | PLN bersama Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) terus melakukan percepatan untuk melistriki desa-desa 3T di Papua dan Papua Barat.
Kali ini PLN berhasil melistriki Kampung Coisi dan Kampung Mbingma, Distrik Miyambouw, Pegunungan Arfak.
Baca Juga:
Polres Pegunungan Arfak Laksanakan Apel Gelar Pasukan Operasi Mantap Brata 2023-2024
Sesuai keterangan tertulis yang media terima, Melalui 3 SPEL (Stasiun Pengisian Energi Listrik) dan 94 APDAL (Alat Penyalur Daya Listrik), dua kampung tersebut resmi dilistriki menggunakan energi surya yang ramah lingkungan.
Rencananya total 47 SPEL dan 1.239 APDAL akan dibangun hingga akhir tahun 2021. SPEL dan APDAL tersebut akan dipasang di 37 kampung yang tersebar di 6 Kabupaten, yakni Pegunungan Arfak, Tambrauw, Kaimana, Teluk Bintuni, Jayawijaya dan Lanny Jaya.
"Terima kasih kepada Pemerintah Pusat. Sebelumnya, di beberapa kampung kami jam 6 (sore) gelap. Tidak ada aktivitas lagi. Tapi sekarang malam bisa aktivitas karena ada lampu," ujar Bupati Pegunungan Arfak, Yosias Saroi dalam sambutannya pada kegiatan Launching dan Sosialisasi SPEL dan APDAL di Kampung Coisi, Pegunungan Arfak (6/12).
Baca Juga:
Kunker ke Negeri Diatas Awan, Pangdam Kasuari Kagum akan Keindahan Alam Pegaf
Sinergi ini merupakan upaya PLN dan Ditjen EBTKE untuk memastikan desa-desa yang belum berlistrik di Papua dan Papua Barat dapat segera terang. Dalam pelaksanaannya, PLN bertanggung jawab untuk menyediakan SPEL, sedangkan Ditjen EBTKE menyiapkan APDAL untuk masyarakat.
"Pada pertengahan tahun 2020, Bapak Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kementerian ESDM dan PLN untuk melistriki 433 desa yang belum berlistrik di Papua, Papua Barat, Maluku dan Nusa Tenggara, termasuk Kampung Coisi. Untuk melistriki desa-desa tersebut, dilakukan perluasan jaringan listrik, pembangunan PLTS maupun pembangkit EBT (energi baru terbarukan) lainnya, serta pemasangan SPEL dan APDAL," ujar Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM.
Dadan menjelaskan, masing-masing SPEL yang dibangun dapat mengisi daya 8 APDAL secara bersamaan. Dengan estimasi adanya 3 titik lampu setiap rumah, APDAL dengan kapasitas 500 Wh ini dapat digunakan selama 3 hari sebelum harus melakukan pengisian kembali.
"Kami berharap (SPEL dan APDAL) agar dapat dirawat dan dipelihara dengan baik, sehingga bisa dipergunakan dengan jangka waktu yang lama," jelasnya.
Sementara itu, Executive Vice President Perencanaan dan Pengendalian PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Eman Prijono Wasito Adi menyampaikan, penyediaan SPEL dan APDAL ini merupakan salah satu solusi untuk melistriki desa-desa yang belum berlistrik.
"Kondisi geografis di Papua dan Papua Barat menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk melistriki seluruh wilayah. Penyediaan SPEL dan APDAL merupakan langkah untuk mempercepat elektrifikasi di daerah-daerah yang sulit terjangkau," pungkasnya.
Eman menambahkan, sejalan dengan instruksi pemerintah, pihaknya secara intensif mengupayakan peningkatan pembangkit berbahan bakar ramah lingkungan untuk meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia Timur.
"Secara bertahap kami juga terus memetakan potensi-potensi energi yang ada di daerah-daerah untuk dimaksimalkan menjadi pembangkit yang lebih besar khususnya EBT. Mudah-mudahan dengan adanya listrik di daerah ini, dapat mendorong dan meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat," tutupnya. [hot]