Papua-Barat.WahanaNews.co, Raja Ampat - Direktur Pengembangan Produk Unggulan Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD), Kementrian Desa, Pembangunan Derah Tertinggal dan Transmigrasi M. Fachri berkunjung ke Kampung Warimak, Distrik Tiplol, Kabupaten Raja Ampat dalam rangka meninjau proyek kepiting asap binaan TEKAD.
Dalam kunjungan tersebut, ikut serta Kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Raja Ampat, Abner Sanoy, SE, MM.
Baca Juga:
Dewan Adat Sub Suku Usba Terbitkan Buku Rekonstruksi Sejarah Sub Suku Usba di Raja Ampat
Peninjauan tersebut guna memastikan proyek kepiting asap binaan TEKAD yang saat ini mengalami peningkatan yang signifikan.
Fachri dalam kunjungannya mengatakan, kepiting memiliki protein yang tinggi. Hal lain yang merupakan keunggulan dari protein kepiting adalah dapat mencegah stunting.
"Kepala Dinas DPMK kemarin cerita bahwa BPS beberapa waktu yang lalu merilis bahwa angka stunting di Raja Ampat cukup tinggi walaupun itu diprotes, tapi menurut saya setelah berkunjung ke Raja Ampat, tidak ada alasan bagi Raja Ampat untuk mendapatkan skor yang tinggi atas stunting. Kenapa? karena kita punya potensi yang luar biasa, apalagi pencegahan utama stunting itu ialah protein hewani seperti kepiting termasuk perikanan," kata Fachri di Raja Ampat, Rabu (10/7/2024).
Baca Juga:
Jadi Korban Penganiayaan Terkait Izin Perusahaan Tambang di Raja Ampat, Ronisel Mambrasar Minta Atensi Pemda Terhadap Hak Adat Masyarakat di Kampung Manyaifun
Lebih lanjut, Fachri mengatakan pencegahan stunting dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi produk-produk lokal salah satunya kepiting.
Ia menekankan bahwa, masyarakat harus lebih mengandalkan pangan lokal dibandingkan makanan kemasan.
Sambung Fachri, Taglinenya itu "cegah stunting dengan makan kepiting", makan produk-produk yang memang asli kampung dengan menggunakan bahan pangan lokal.
"Raja Ampat bebas dari stunting, manakala mengandalkan pangan lokalnya. Jangan lagi pakai kemasan. Perbanyak kupasan kurangi kemasan itu salah satu kunci pencegahan stunting, artinya bahan pangan lokal itu harus dikuatkan dan harus dikembangkan sebagai strategi pencegahan stunting mulai dari tingkat Desa sampai seterusnya," demikian M. Fachri.
[Redaktur: Hotbert Purba]