"Ini membuktikan bahwa beliau benar-benar tulus memimpin bangsa tanpa memikirkan pencitraan berbalut kepalsuan," tambahnya.
Darmizal menekankan, keberanian meminta maaf dan kesediaan memberi maaf adalah kunci untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang toleran, rukun, dan damai.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan momen ini sebagai momentum membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
"Permohonan maaf presiden Jokowi menunjukkan kematangan kepemimpinan dan kenegarawanan yang patut diapresiasi. Ini adalah langkah berani yang jarang kita lihat dari seorang kepala negara yang masih memegang kekuasaan," urainya.
Darmizal berharap masyarakat Indonesia dapat merefleksikan makna dari peristiwa ini dan bersama-sama melangkah menuju Indonesia yang lebih baik, lebih toleran, dan lebih bersatu.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
"Permintaan maaf presiden Jokowi jangan ditafsirkan lain. Saya sangat bangga terhadap sikap presiden Jokowi yang secara terang benderang meminta maaf pada rakyatnya. Karena, memang tidak mungkin beliau membuat senang semua orang atau kelompok. Sikap seperti itu sungguh jarang kami temukan dari pemimpin terdahulu. Ini bukti nyata jika presiden Jokowi adalah sosok negarawan sejati yang rendah hati,” demikian Darmizal.
[Redaktur: Hotbert Purba]