Kekerasan seksual yang terjadi di kampus dan banyak korban yang tidak mau melapor, hal ini terjadi karena ketidakadilan gender, sub ordinaritas.
Rumah Perempuan Kupang berusaha memberikan semaksimal mungkin untuk mendampingi korban perempuan dan anak korban kekerasan selain itu melakukan sosialisasi khususnya ke generasi muda agar dapat membekali diri dalam resiko kekerasan seksual yang mungkin akan mereka alami selama ada dalam lingkungan kampus.
Baca Juga:
Kejari Gayo Lues Gelar Jaksa Goes to Campus
MKP Abdi Keraf, S.Psi., M.Si, M.Psi., - Psikolog mengatakan saya sebagai psikolog memiliki kegelisahan terkait isu ini. Seseorang yang minim pengetahuan tentang seksual kerap kali salah mengartikan. Minim pengetahuan di kalangan keluarga dikarenakan masyarakat kita sangat tabu. Bahasa kasih, bahasa cinta dan bahasa emosional merupakan dari bagian pendidikan seksual. Pengetahuan seksual bukan hanya tentang organ seksual secara ilmiah, namun juga tentang perilaku bagaimana kita menunjukkan rasa kasih
sayang.
Bagaimana membangun komunikasi dalam keluarga setiap hari juga penting. “Akar persoalan harus dibangun dari rumah. Jangan pikiran bahwa korban kekerasan seksual itu baik-baik saja. Trauma korban sangat luar biasa. Jika tidak mendapatkan perlindungan seperti dia ada di ruangan yang sangat gelap. Mari kita baca new normal ini dalam penanganan kekerasan seksual. Mari kita perangi
kekerasan seksual dengan masif,” ujar Abdi.
Katarina Kewa Sabon Lamablawa - Aktivis Perempuan, mengatakan dii kampus, sebagai pengalaman saya sebagai mahasiswa. Mahasiswi naik bemo di kupang tidak bisa naik di depan di sebelah sopir. Karena ada stigma bahwa akan diapa-apakan oleh sopir. Sebagai seorang aktivis perempuan muda saya ingin memberdayakan orang muda untuk bersuara tentang beragam isu di lingkungan sekitar untuk mencapai perubahan positif.
Baca Juga:
LP3BH Manokwari Ajak Masyarakat Berpartisipasi dalam Gerakan Solidaritas Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Salah-satunya menciptakan ruang aman dari segala bentuk kekerasan seksual. Perlu diingat bersama bahwa kekerasan seksual tidak hanya terjadi dengan perilaku fisik, namun juga secara verbal.
Kalis Mardiasih - Pemerhati Isu Gender, Penulis mengatakan saat ini di Indonesia kita sedang memasuki masa krisis kemanusiaan karena semakin tingginya angka kekerasan seksual. Penyebab kekerasan seksual adalah timpangnya kekuasaan, antara pelaku dan korban sehingga korban merasa tidak berdaya. Langkah untuk menjadi pendamping korban kekerasan seksual adalah mempercayai ceritanya. Yang perlu dilakukan kampus adalah menyediakan layanan aduan kasus kekerasan seksual di kampus. Timnya harus terdiri dari orang yang memiliki perspektif memberikan keadilan bagi korban. Kampus punya tanggung jawab untuk membuat lingkungan yang aman.
Sementara Ratu Ommaya, Head of Values, Community & Public Relations mengatakan program The Body Shop® Goes To Campus masih berlanjut bersama Makassar International Writers Festival akan menyelenggarakan sebanyak 6 kali webinar ke berbagai kampus di seluruh Indonesia.