Toh, setiap orang tentu memiliki hak untuk mendapatkan kesenangannya sendiri.
Media sosial memang diperuntukkan kaum milenial agar bisa menjadi pribadi yang lebih terbuka.
Baca Juga:
Ketua PWI Subulussalam Sebut Peran Pers Pilkada, Mengedukasi Pemulih dan Cegah Berita Hoax
Meski demikian, media sosial tak hanya dijadikan mereka sebagai sebuah mainan belaka.
Justru bak peribahasa sambil menyelam, minum air. Disamping mereka mengekspresikan dirinya, mereka pun jadi mengetahui hal-hal yang berbau informasi dari media sosial itu sendiri.
Setiap orang bebas berekspresi. Bahkan sebagian besar dari ekspresi mereka adalah sebuah informasi.
Baca Juga:
Foto-Video Mesra Khenoki Waruwu dan Kadis Pariwisata Beredar di Medsos, Plt. Bupati Nias Barat: Memalukan!
Bedanya, informasi yang beredar di media sosial hanya diibaratkan sebagai permukaannya saja.
Contoh kecilnya adalah seseorang yang memposting gambar suatu daerah yang sedang terkena bencana alam, dengan caption atau keterangan seadanya.
Hal tersebut dapat memunculkan multitafsir bagi para pembacanya. Sayangnya, kaum milenial seakan hanya ingin sekedar tahu tanpa menelusuri lebih dalam.