Wahananews-Papua Barat | Media sosial lahir dengan new media menciptakan internet sebagai wadah untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi.
Informasi yang didapat pun tidak hanya berisi kejadian di sekitar masyarakat. Medsos kini sangat dijunjung tinggi oleh generasi milenial.
Baca Juga:
Ketua PWI Subulussalam Sebut Peran Pers Pilkada, Mengedukasi Pemulih dan Cegah Berita Hoax
Mengapa demikian, karena medsos internet tak hanya berfungsi sebagai penyedia informasi semata.
Dengan medsos dan internet kita bisa menjadi penyedia informasi itu sendiri.
Media sosial dengan berbagai aplikasinya menjadi sorotan saat ini, justru dimanfaatkan oleh sebagian generasi milenial sebagai sarana mengekspresikan diri.
Baca Juga:
Foto-Video Mesra Khenoki Waruwu dan Kadis Pariwisata Beredar di Medsos, Plt. Bupati Nias Barat: Memalukan!
Media sosial merupakan mainan nan menyenangkan bagi kaum milenial.
Di tengah kecanggihan teknologi dari arus globalisasi ini, kaum milenial justru memanfaatkan hal tersebut sebagai sarana memenuhi kebebasan, kepuasan, serta kesenangan semata.
Mengekspresikan diri menjadi alasan mengapa kaum milenial menjunjung tinggi media sosial. Hal tersebut bukanlah sebuah dampak negatif yang harus diperdebatkan.
Toh, setiap orang tentu memiliki hak untuk mendapatkan kesenangannya sendiri.
Media sosial memang diperuntukkan kaum milenial agar bisa menjadi pribadi yang lebih terbuka.
Meski demikian, media sosial tak hanya dijadikan mereka sebagai sebuah mainan belaka.
Justru bak peribahasa sambil menyelam, minum air. Disamping mereka mengekspresikan dirinya, mereka pun jadi mengetahui hal-hal yang berbau informasi dari media sosial itu sendiri.
Setiap orang bebas berekspresi. Bahkan sebagian besar dari ekspresi mereka adalah sebuah informasi.
Bedanya, informasi yang beredar di media sosial hanya diibaratkan sebagai permukaannya saja.
Contoh kecilnya adalah seseorang yang memposting gambar suatu daerah yang sedang terkena bencana alam, dengan caption atau keterangan seadanya.
Hal tersebut dapat memunculkan multitafsir bagi para pembacanya. Sayangnya, kaum milenial seakan hanya ingin sekedar tahu tanpa menelusuri lebih dalam.
Hal ini yang menjadi media sosial sebagai media yang mudah untuk menyebarkan kebohongan atau hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sebagian besar pembaca tidak menindak lanjuti informasi yang telah dibacanya, sehingga kebohongan pun menjadi berita yang mudah dipercaya oleh kaum pengguna media sosial itu sendiri.
Alhasil, ada media sosial dijadikan sebagai sarana kejahatan bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Media untuk Kaum Milenial sejatinya setiap orang membutuhkan informasi untuk keberlangsungan hidupnya. Informasi tersebut sangatlah berguna dalam kehidupan bermasyarakat.
Bahkan orang-orang yang hidupnya di penjara sekalipun, memerlukan informasi yang terjadi di dunia luar.
Salah satu alasan mengapa setiap orang memerlukan infomasi adalah untuk meningkatkan wawasan mereka, serta menambah edukasi bagi keberlangsungan hidupnya.
Lantas, apabila saat ini kita hidup di generasi milenial yang memiliki karakter sebagai pembaca yang pasif, bagaimana kita mendapatkan informasi yang baik, yang dapat berguna meningkatkan wawasan dan edukasi bagi diri kita sendiri?.
Tentunya, meski saat ini kita dimudahkan dalam hal apapun termasuk dalam mendapatkan informasi, kita harus memiliki sikap yang bijak serta pola berpikir kritis, agar kita mampu menyaring informasi mana saja yang memiliki nilai positif, dan membuang informasi yang dianggap tidak layak untuk kita konsumsi.
Maka dari itu, semua kemudahan yang telah kita terima tak hanya sekedar disyukuri dan dinikmati begitu saja. Karena kemudahan tersebut bisa memiliki dampak positif atau malah sebaliknya.
Hal itu tergantung pada kita sebagai lakon dari arus globalisasi.
Bijaklah dalam bermedia Sosial, maka Media Sosial tersebut akan memberikan fungsi baik yang sebenarnya kita butuhkan. [hot]
*)Moh. Rofiq Risandi, Universitas Islam Malang