Papua-Barat.WahanaNews.co, Raja Ampat - Merupakan salah satu dari 1.100 Kampung atau Desa di Indonesia yang menjadi locus Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD), Kampung Warimak berhasil mewakili sekian banyak Kampung/Desa dalam Ubud Food Festival di Bali yang di gelar pada Mei tahun 2024.
Gilar Cahya Nirmaya selaku Ketua Kelompok Kerja Peningkatan Kapasitas Program TEKAD dalam keterangan kepada Papua-Barat.WahanaNews.co di Korpak Vila and Resort Raja Ampat, Rabu 10 Juli 2024, dirinya mengatakan keikut sertaan Kampung Warimak dalam festival tersebut merupakan upaya promosi sumber daya alam yang ada di Raja Ampat.
Baca Juga:
Dukung Pariwisata di Raja Ampat, Senator PFM Dorong Pelayanan Penerbangan Rute Bali-Raja Ampat
Kampung Warimak kata Cahya sebagai Piloting, dimana intervensi program di Warimak komplit mulai dari hulu hingga hilir.
"Warimak itu piloting. Jadi salah satu desa yang piloting dimana intervensi program Tekad disitu lengkap mulai dari hulu hingga ke hilir seperti tahun lalu. Kampung Meosmanggara kita kasih bantuan demonstration plot. Sehingga di Warimak itu demonstration plotnya mengembangkan budidaya kepiting," terang Cahya Nirmaya.
Kepiting yang dipromosikan di Bali kata Cahya, merupakan hasil budidaya diolah menjadi kepiting asap. Untuk menjaga kualitas serta layak pemasaran, Tekad mendatangkan tim ahli untuk melatih kelompok atau masyarakat di Kampung Warimak.
Baca Juga:
Tahun Politik Telah Usai, Senator Paul Finsen Mayor Ajak Semua Komponen di Raja Ampat Bersatu
Direktur Pengembangan Produk Unggulan TEKAD, M. Fachri dan Kadis DPMK Raja Ampat berfoto di Rumah Pengasapan kepiting Kampung Warimak. (Foto: Istimewa)
"Nah bagaimana mengolah kepiting budidaya menjadi kepiting asap? itu kita datangkan ahlinya untuk melatih keterampilan masyarakat dalam membuat kepiting asap dan tekad juga membangun rumah pengasapan di san. Nah setelah itu kita carikan juga agregator bisnisnya. Kita siapkan teman-teman fasilitator, kita latih menjadi agregator bisnisnya," jelasnya.
Selain agregator bisnis, promosi kepiting asap Kampung Warimak juga dilakukan melalui Ubud Food Festival yang diselenggarakan di Bali tidak lama ini.
Dalam promosi selama Festival berlangsung, Cahya mengatakan dirinya bersama kawan-kawan kewalahan dengan permintaan pasar.
Dimana dalam Festival tersebut, seharusnya stand harus buka dari Pukul 10 pagi hingga Pukul 9 malam, namun yang terjadi dalam kurung waktu satu jam stok kepiting habis di boyong pengunjung.
"Kita uji coba pasar dengan cara membawa kepiting budidaya ke Ubud Food Festival untuk tes pasar nih, kira-kira laku atau enggak? dan ternyata permintaan pasarnya sangat tinggi. Bahkan pengunjung harus pesan hari ini agar besoknya bisa kebagian kepiting asap," pungkas Cahya.
Sebagai ketua kelompok kerja peningkatan kapasitas program, ia berharap Kampung Warimak menjadi stimulan bagi kampung-kampung di sekitarnya. Harapan, ketika program budidaya kepiting berkembang pesat, kampung lain bisa menjadi supplier memenuhi permintaan pasar.
"Kampung Warimak itu bisa jadi stimulan bagi kampung-kampung sekitarnya. Jadi ketika bisnis ini sudah berjalan, kampung-kampung lain itu bisa menyuplai ke Warimak. Karena ketika bisnisnya sudah berjalan lancar, bisa jadi kuantitas atau volume permintaan kepiting itu pasti cukup banyak dan hal itu tentu tidak bisa dipenuhi oleh hanya Warimak saja," demikian Gilar Cahya Nirmaya.
Untuk diketahui, Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) merupakan program kolaborasi antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) dengan jangka waktu 2020-2025.
Program ini menyasar 1.720 desa, yang terdiri dari 500 desa inti dan 1.220 desa klaster di 25 kabupaten dari 9 provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah. Program ini menargetkan peningkatan penghasilan sekitar 412.300 rumah tangga dan memberi manfaat untuk 1.855.350 jiwa di desa-desa sasaran.
[Redaktur: Hotbert Purba]