Papua-Barat.WahanaNews.co, Sorong - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) dan Pertamina EP Zona 14 Papua Field (PEP Papua) yang merupakan bagian dari Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina melakukan tajak sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001 yang berlokasi di Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin, 29 April 2024.
Sumur BMR-001 akan dibor secara berarah (directional) menggunakan BMS#01 Land Rig berkekuatan (750 HP) dengan rencana kedalaman akhir sumur 455 meter measured depth (mMD) dan durasi pekerjaan ditargetkan selama 49 hari.
Baca Juga:
Hari Anti Korupsi Sedunia, SKK Migas Pertahankan Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan
Pemboran sumur eksplorasi ini dimaksudkan untuk menguji dan mengevaluasi potensi kandungan migas yang terdapat pada Formasi Kais, dengan estimasi cadangan minyak sebesar 11.22 MMBO.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku Subagyo dalam sambutan menyampaikan terima kasih kepada, para pemangku kepentingan di daerah (Bapak Pj. Gubernur Papua Barat Daya, Pj. Bupati Kabupaten Sorong) serta masyarakat pemilik hak ulayat yang selalu mendukung aktivitas hulu migas.
Kata dia, sejak 15 September 2021 telah dilakukan Proses Pengadaan Tanah dan upacara adat Sumur ekplorasi Buah Merah (BMR-001) bersama pemilik hak Ulayat (marga Idik).
Baca Juga:
Kontrak EPCI Proyek Tangguh UCC Senilai Rp 56,5 Triliun Ditandatangani
SKK Migas-KKKS Pertamina EP membutuhkan waktu 3 tahun lebih dalam komunikasi dan koordinasi bersama PT HIP (pemilik lahan kepala sawit).
"Tentu tidak terlepas dari dukungan dan sinergitas dari Pemerintah daerah Provinsi PBD dan Kabupaten Sorong bersama Forkompinda daerah, yang pada hari ini kita dapat melakukan Tajak Sumur BMR-001," ujar Subagyo.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku Subagyo. (Foto: SKK Migas Pamalu)
SKK Migas terus mendorong program pengeboran sumur eksplorasi di kawasan timur Indonesia, karena potensi cadangan minyak dan gas besar saat ini berada dikawasan tersebut.
"Pemboran sumur eksplorasi sumur Buah Merah (BMR-001) di Kepala Burung, adalah dalam rangka untuk mengoptimalkan potensi minyak dan gas di Papua Barat Daya dalam menemukan sumber cadangan migas untuk menambah produksi dan mendukung pemenuhan kebutuhan nasional,” sambungnya.
Subagyo menambahkan kesiapan industri hulu migas untuk mendukung peningkatan cadangan migas nasional melalui pemboran sumur eksplorasi yang lebih masif dan agresif di tahun ini. Target pemboran sumur eksplorasi di wilayah Pamalu tahun 2024 sebanyak 8 sumur.
Selanjutnya Subagyo juga mengingatkan agar dalam menjalankan persiapan dan menerapkan strategi pelaksanaan kegiatan pemboran sumur senantiasa selalu mengedepankan aspek Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L), agar operasional berjalan dengan lancar dan pemboran sumur BMR-001 dapat membuahkan hasil yang baik, sehinga dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan migas secara nasional serta mendukung pencapaian target produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.
Sementara, Vice President Exploration Regional Indonesia Timur Dedi Yusmen mengatakan pengeboran eksplorasi ini merupakan wujud komitmen Pertamina dalam meningkatkan cadangan dan upaya memenuhi kebutuhan migas yang semakin tinggi, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri di Papua Barat Daya, serta mendukung pencapaian target produksi migas nasional.
“Pertamina Regional Indonesia Timur akan terus menjalankan operasi migas yang selamat dan unggul sehingga dapat memberikan kontribusi secara signifikan dan berkelanjutan,” ujar Dedi.
Dedi berharap upaya pengeboran sumur eksplorasi BMR-1 merupakan bagian dari program kerja Pertamina untuk mencapai target perusahaan khususnya Pertamina Sub Holding Upstream Regional Indonesia Timur untuk terus berupaya menemukan cadangan-cadangan migas baru.
Ia mengapresiasi dukungan yang diberikan para pemangku kepentingan.
“Dengan dukungan penuh dari pemangku kepentingan, baik forkompimda maupun hak ulayat, aktivitas operasi perusahaan dalam mencari dan memproduksi migas berjalan lancar dan selamat, serta kebutuhan energi di Indonesia dapat terpenuhi,” demikian Dedi Yusmen.
[Redaktur: Hotbert Purba]