Uskup Hilarion Datus Lega mengatakan Gereja sebagai umat Allah bukan hanya sekadar konsep, melainkan sebuah gerakan bersama yang konkret dalam kenyataan hidup.
Ekaristi Kudus bersama para imam Katolik dan tamu undangan serta utusan 34 Paroki dan Stasi di Keuskupan Manokwari Sorong.
Baca Juga:
Kontingen Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional III Dilepas Penjabat Wali Kota Sorong
Maka, kata Datus Lega, sinode yang sudah diinisiasikan Paus Fransiskus itu menunjukkan Sinode kita berada dalam bingkai mewartakan keselamatan Tuhan.
Uskup menguraikan tiga elemen penting, dalam khotbah misa pembukaan sinode Keuskupan Manokwari Sorong.
Pertama Proses dinamis, menggereja kita ini, menggelinding dari permulaan, masuk kepada pertumbuhan, perkembangan, tidak seluruhnya mulus, dan berada dalam satu garis linear, ada tantangan, ada kekurangan bahkan ada masa suram yang disebut dengan abad kegelapan meskipun demikian proses dinamis itu bergerak terus.
Baca Juga:
Uskup Keuskupan Manokwari Sorong Pimpin Misa Requiem Almarhum Pater Anton Tromp di Manokwari
Kedua adanya keterlibatan yang dirumuskan sebagai Communion, Participation and Mission, (Persekutuan, Partisipasi dan Misi). Itu yang diakumulasikan oleh para Bapak Gereja ketika merumuskan sinode 2021-2023 untuk gereja katolik sejagat.
Ketiga, Umat Allah tidak boleh melupakan yang empunya pekerjaan adalah Tuhan sendiri. Tuhan yang menyelamatkan, bukan hanya orang-orang dalam lingkungannya sendiri (orang Samaria, Yudea, dan Galilea) melainkan mereka yang di luar Kapernaum, kepada siapapun kabar baik itu diwartakan.
Uskup mengajak seluruh peserta sinode terus bersemangat dan meyakinkan diri bahwa bersekutu, berpartisipasi dan berada dalam perutusan yang sama untuk menyelaraskan karya agung Tuhan, karya Keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus. [hot]