Kalau memang benar apa yang disampaikan Utut, lanjut Fernando, berarti Jokowi sudah keliru dalam menilai Projo. Apalagi terkait dengan pemerintahan yang seharusnya lebih mempertimbangkan lembaga yang kredibel dan berpengalaman seperti Wantannas dan Lemhannas.
"Sama halnya dalam mengangkat Ketum Projo, Budi Arie menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika sepertinya Jokowi juga sudah "kecolongan". Karena setelah satu tahun lebih dilantik namun tidak berhasil menyelesaikan persoalan seperti judi online," ujar Fernando.
Baca Juga:
Relawan Projo: Budi Arie Pejuang Garis Depan Berantas Judi Online
Terlebih menurut Fernando, keputusan Budi Arie yang saat itu mengangkat Fadhilah Mathar sebagai Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo dinilai kurang tepat.
Karena, ungkap Fernando, orang tersebut dinyatakan tidak lulus menjalani tes asesmen pada saat Mahfud MD yang saat itu menjadi Plt Menkominfo menggantikan Jhony Plate.
"Sebaiknya presiden Jokowi segera "bertobat" sehingga akan mengakhiri jabatannya dengan baik dan akan tetap terhormat setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden. Jangan lagi menjadikan Projo sebagai pembisik yang lebih didengarkan," pungkas Fernando.
Baca Juga:
Rencana Pemindahan PLTG Idanoi, Projo ke Bupati Nias Utara: Jangan Berdiri di Atas Kepentingan PLN!
[Redaktur: Amanda Zebahor]