WahanaNews-Papua Barat | Jenderal TNI Fachrul Razi, S.I.P., S.H., M.H. adalah tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Maju sejak 23 Oktober 2019, hingga direshuffle pada 23 Desember 2020 digantikan oleh Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama sekarang.
Pada 14 September 2020 Menteri Agama waktu itu dijabat Fachrul Razi melakukan kunjungan kerja ke Papua dan untuk Papua Barat tepatnya di kota Sorong, Provinsi Papua Barat.
Baca Juga:
Gubernur Kalteng Ajak Pengurus Pemuda Katolik Berkarya dan Bangun Masyarakat Makmur
Dalam pertemuan dengan banyak elemen di Kampus STAIN Km.16 Kota Sorong, mantan menteri agama itu mengungkapkan bahwa sekarang Pemerintah Pusat melakukan satu pendekatan baru ke Masyarakat Asli Papua yang disebut "KITA CINTA PAPUA".
Ungkapan manis itu membuat para hadirin terpesona mendengarkan janji kosong itu. Fachrul Razi, Menteri Agama waktu itu juga dengan semangat yang luar biasa menyampaikan bahwa Program "KITA CINTA PAPUA" akan dilakukan lewat tiap kementrian termasuk di dalamnya Kementerian Agama. Ternyata sudah satu tahun janji itu disampaikan, tidak ada realisasi.
Hal ini disampaikan Pastor Gereja Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong Izaak Bame di Sorong dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/11).
Baca Juga:
Paus Fransiskus Kabulkan Permintaan Mgr. Paskalis Bruno Syukur Tidak Diangkat jadi Kardinal
Saya sebagai Pastor Gereja Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong merasa aneh karena setiap pejabat dari Jakarta ke Papua dan Papua Barat hanya senang buat janji namun tidak pernah mewujudkan janji itu.
Apakah memang ini satu kebiasan pejabat Jakarta ataukah kata-kata kosong ini untuk menghibur hati Rakyat Asli Papua supaya orang Asli Papua terus menaruh kepercayan kepada Pemerintah?, ungkap Pastor.
Pastor Izaak Bame, selaku Pastor Gereja Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong merasa lucu cara kerja pemerintah yang lebih senang janji kepada Masyarakatnya sendiri tanpa merasa bersalah.
"Kesempatan ini saya sebagai Pastor juga bertanya bagaimana kinerja Menteri Agama lewat Dirjend masing-masing Agama, lebih khusus Dirjend Bimas Katolik, kelihatannya tidak ada Aktifitas apapun bagi Umat-Masyarakat Katolik yang mendiami Propinsi Papua dan Papua Barat ini," tegas Izaak Bame.
Pastor Izaak Bame mempertanyakan apakah karena tidak ada anggaran negara yang tersedia atau bagaimana sehingga hampir sebagian besar kegiatan keagaman bagi Umat-Masyarakat Katolik di Papua dan Papua Barat tidak ada sedikit pun bantuan dari Kementrian Agama lewat Bimas Katolik.
"Apa bila tidak ada anggaran yang tersedia, maka mohon kalau berkunjung ke Papua dan Papua Barat penjabat jangan membuat janji," kata Pastor Bame.
Saya mohon kepada Dirjend Bimas Katolik supaya memberikan penjelasan yang memadai kepada Umat-Masyarakat Katolik di Papua dan Papua Barat terkait dengan Program "Kita Cinta Papua".
Apa masih berjalan, ataukah karena ganti Menteri Agama maka program "KITA CINTA PAPUA" tidak dapat dilanjutkan.
Ini ungkapan hati atas nama Umat-Masyarakat Katolik Papua dan Papua Barat, semoga bisa menjadi perhatian Menteri Agama Republik Indonesia terutama Dirjend Bimas Katolik. Salam dan hormat saya Pastor Izaak Bame, Pr, imbuhnya. [hot]