Wahananews-Papua Barat | Aktivitas para penambang ilegal yang ada di dataran Prafi, Kabupaten Manokwari, seakan-akan luput dari pandangan aparat penegak hukum.
Dengan leluasa aktivitas mobilisasi alat-alat berat terus terlihat melintas dijalan raya dataran Prafi, dimana alat berat jenis eksavator tersebut diduga milik para penambang yang digunakan untuk menambang emas.
Baca Juga:
Direktur LP3BH Manokwari Yan Christian Warinussy Ditembak OTK di Manokwari
Selain aktivitas mobilisasi alat berat, dari pantauan Wahananews dilapangan tampak juga adanya aktivitas bongkar muat bahan bakar minyak (BBM) yang akan digunakan alat berat untuk menambang.
Lebih parahnya lagi adalah, terminal alat berat sebelum menuju lokasi dan juga untuk bongkar muat BBM dan logistik lainnya, adalah lokasi bendungan yang berada di sekitar jembatan Wariori, yang dimana bendungan tersebut dibangun oleh pemerintah untuk mengendalikan aliran sungai Wariori.
Namun lokasi justru dijadikan terminal alat berat, sehingga dikhawatirkan dapat merusak bendungan tersebut akibat adanya aktivitas alat berat.
Baca Juga:
Kapolri Mutasi 3 Kapolres Lingkup Polda Papua Barat
Menanggapi dijadikannya lokasi bendungan sebagai terminal alat berat, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat, Wempi Nauw ST, MT. kepada Wahananews, lewat pesan WhatsApp, Senin (21/2), menyampaikan bahwa pihaknya sudah berulang kali menegur dan bahkan memalang jalur masuk ke lokasi bendungan agar alat berat tidak masuk, namun tidak pernah digubris oleh oknum-oknum penambang tersebut.
"Kami sudah kelapangan untuk menegur dan sudah palang agar alat berat tidak masuk ke lokasi bendungan, tapi dibongkar, surat tertulis juga sudah dilayangkan ke mereka tapi selalu tidak di gubris," terang Wempi.
Melihat kondisi tersebut dilapangan, publik bertanya-tanya, siapakah dibalik para penambang ilegal tersebut sehingga aktivitas mereka begitu bebas dan seakan-akan tidak tersentuh oleh aparat penegak Hukum?. [hot]