WahanaNews-Papua Barat I Nasib Sianipar abang dari pasien Covid-19 almarhum Salamat Sianipar yang mendapat penganiayaan dari warga sekampungnya di Tobasa, mewakili keluarga besar Sianipar Kota/Kabupaten Sorong meminta aparat tetap bekerja maksimal memproses kasus tersebut. Hal ini disampaikan Nasib Sianipar di Sorong, Senin (27/9/2021).
Ia tetap mengutuk perbuatan sadis yang dilakukan warga terhadap adiknya almarhum Salamat Sianipar, menurutnya dianiaya warga di Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
“Saya tetap meminta keadilan dari Bapak Presiden Jokowi atas musibah yang menimpa almarhum Salamat Sianipar, mendesak aparat polisi dalam hal ini Polres Tobasa bekerja maksimal, bila memungkinkan kasus diambil alih Polda Sumut”, kata Nasib Sianipar.
”Kami keluarga di Sorong Papua Barat menyerahkan sepenuhnya kasus ini untuk diusut tuntas aparat apa yang menjadi motif penganiayaan tersebut”, pintanya.
Jangan biarkan kasus ini berlarut-larut, kurang lebih 3 bulan tidak ada beritanya buat keluarga seperti apa, ujarnya. Kasihan keluarga, mereka tidak tau mau bilang apa.
Baca Juga:
Jalur Parapat-Siantar longsor sat lantas simalungun lakukan pengamanan
Lanjut Nasib Sianipar, menyayangkan pernyataan Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak yang mengatakan di media dan medsos youtube semua dalam proses penanganan supaya dimediasi. Mediasi seperti apa?. Sudah jelas kami meminta para pelaku di proses hukum, biar pihak pengadil di negeri tercinta mengadili para pelaku.
Saya bersuara dari timur Indonesia Papua, meminta Bupati Tobasa dengan tegas mengambil sikap terkait kasus ini, jangan biarkan kasus ini jalan ditempat. Kami keluarga tetap menyuarakan keadilan atas kasus ini, sampai keujung manapun, tegas Nasib Sianipar.
Tindakan yang dilakukan warga terhadap adik saya sudah melanggar hak asasi manusia. Saya juga memohon kepada lembaga Komnas Ham turun tangan.