WahanaNews-Papua Barat | Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Luksen Jems Mayor membuka kegiatan Dialog Kerukunan Intern dan Moderasi beragama di Sorong di dampingi Pembimas Kanwil Kemenag Papua Barat.
Luksen Jems Mayor mengatakan bahwa narasumber sudah disiapkan guna memberikan materi, kita perlu dialog bukan membuat konsep atau teori. Semua harus bicara, perempuan dan laki-laki harus bicara. Semua orang mempunyai hak berbicara.
Baca Juga:
Hut TNI Ke-79, Kodim 1802 Bagikan Sembako untuk Masyarakat
Kerukunan dan kebangsaan perlu mendapat tempat. Moderasi punya 3 indikator dengan menolak kekerasan, toleransi beragama dan komitmen kebangsaan.
"Inilah yang dipakai dalam kehidupan berbangsa", kata Luksen Jems Mayor saat membuka kegiatan kemarin di Sorong, Selasa (21/2/23)
Ada paradigma baru yang ngetrend di tengah masyarakat bahwa apa saja menyangkut agama menjadi trend di media sosial, seolah - olah media sosial dapat menyelesaikan semua masalah.
Baca Juga:
Kementerian PUPR Resmikan Rusun Universitas Muhammadiyah Sorong
"Hal inilah yang perlu dipikirkan baik. Dialog menjadi jalan terbaik", ujarnya.
Lebih lanjut, Luksen Mayor menyampaikan bahwa perbedaan agama dan kepercayaan diharapkan merupakan kekuatan yang memberikan rasa nyaman, harmonis dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini harus di jaga, jangan sampai perbedaan tersebut berubah menjadi kendala atau menimbulkan permasalahan dalam pembinaan umat beragama, urainya.
Sebagai warga negara secara khusus warga Papua Barat, harus menjaga dan bertanggungjawab atas kondusifitas keamanan, waspada, jangan terpengaruh dengan oknum tidak bertanggungjawab yang sengaja memprovokasi memecah belah persatuan dan kerukunan.