Wahananews-Papua Barat | Jaringan Damai Papua (JDP) senantiasa menyerukan kepada para pihak yang terlibat konflik, baik Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) maupun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN PB) untuk segera menempuh jalan damai berbentuk dialog dan atau perundingan, guna menyudahi konflik bersenjata di seluruh Tanah Papua.
Langkah mengangkat senjata dan saling tembak menembak diantara mereka sampai kapan pun tidak akan pernah bisa menyelesaikan persoalan perbedaan pandangan mengenai situasi saat ini maupun masa depan Tanah Papua.
Baca Juga:
Dominggus Mandacan: Papua Barat Rumah Kita Bersama, Hiduplah Rukun dan Damai
Hal ini disampaikan juru bicara JDP, Yan Christian Warinussy, SH pada Kamis (15/12) dalam keterangan tertulisnya melalui pesan WhatsApp.
Ia menyerukan dan memberi masukan agar Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo segera mempertimbangkan untuk memulai langkah dialog dengan para pihak yang terlibat konflik bersenjata di seluruh Tanah Papua.
Presiden dalam kapasitasnya selaku Panglima Tertinggi dapat menginisiasi disediakannya ruang sipil bagi para warga masyarakat di sekitar wilayah konflik.
Baca Juga:
3.600 Personel TNI-Polri Siap Kawal Kunjungan Jokowi ke Papua
Rakyat sipil mesti diberikan ruang untuk memeroleh akses terhadap layanan kesehatan, layanan pendidikan dan layanan sosial yang diperlukan.
JDP telah menerima laporan tentang terjadinya tindakan penembakan terhadap seorang warga sipil bernama Darius Yumame (pegawai Bank Papua Kantor Kas Sinak, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua yang ditembak di pasar tradisional Sinak, kampung Gigobak, Selasa (13/12).
Juga penembakan terhadap seorang warga sipil atas nama Yeferson Sayori di pertigaan Saubeba, Kampung Tindaret, Distrik Yapen Utara, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua, Rabu (14/12).
Semua rentetan kejadian ini menurut pandangan JDP merupakan akibat dari pilihan model pendekatan kekerasan bersenjata yang sama sekali tidak memiliki efek damai.
Sehingga pilihan jalan damai sudah semestinya dipertimbangkan oleh para pemimpin pihak yang bertikai tersebut.
Presiden Republik Indonesia selaku Kepala Negara, menurut JDP sudah saatnya mengambil langkah mula dalam mendorong diakhirinya konflik bersenjata yang sudah terjadi dan berlangsung berulang kali selama lebih dari 50 tahun terkahir ini.
Presiden juga dapat mengambil keputusan tegas untuk menarik seluruh pasukan non organik TNI dan Polri dari Tanah Papua demi kepentingan membangun perdamaian dengan mengedepankan cara persuasif melalui satuan-satuan organik yang sudah ada.
Pada akhirnya JDP menyerukan kepada para pemimpin TPN PB untuk ikut memiliki kemauan baik dalam mengakhiri konflik bersenjata demi kedamaian dan keselamatan rakyat Papua di atas Tanah airnya sendiri, demikian Juru Bicara JDP Yan Christian Warinussy. [hot]