Wahananews-Papua Barat | Gereja Protestan Indonesia di Papua yang disingkat GPI Papua hingga memasuki minggu advent IV, masih menempatkan sub-tema “Bersukacita Menyongsong Hadirnya Kristus” dengan berpaduan pada tema Natal Nasional “Maka Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan lain”.
Juga mendasari khotbah Minggu Advent IV (18 Desember 2022), se GPI Papua. Dan itu juga termasuk di Jemaat GPI Papua Diaspora Pala-Pala Fakfak, Papua Barat.
Baca Juga:
Pdt Maurits Rohrohmana: GPI Papua sebagai Gereja Tetap Mendoakan Negara dan Bangsa
Ibadah Minggu ini dipimpin Penatua (Pnt) Stev Rahangmetan. Pembacaan Alkitab Mikha 5 ayat (1) sampai dengan ayat (5). Dengan ayat nats “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”.
Pengantar Khotbah minggu ini, yang fokus pada Nabi Mikha. Nabi Mikha berasal dari sebuah kota kecil dari Yerusalem.
Meskipun Ia berasal dari kota kecil tetapi dengan berani mengkritik para pemimpin di kota israel dan Yehuda dengan mengulangi peringatan yang disampaikan nabi-nabi sebelumnya yaitu Amos dan Hosea karena para memimpin mereka menyembah ilah lain dan memperlakukan orang miskin dengan tidak adil.
Baca Juga:
Hut Ke-17 Persekutuan Lanjut Usia GPI Papua, Pdt Morets Rohrohmana: "Opa Oma Harus Yakin, Tuhan Selalu Menyertai Kita"
Umat Jemaat GPI Papua Diaspora Pala-Pala Fakfak (Foto: Frances Wahanews Biro Fakfak, 18 Desember 2022).
Terjadi ketidakadilan dalam kepemimpinan mereka melelui kritik nabi Mikha ia juga menebuatkan bahwa mereka bersama dengan penduduk Yerusalem dan juga Samaria akan dihukum dan memang pada akhirnya baik itu Yerusalem maupun Samaria diporak-porandakan dihancurkan oleh Bangsa Asyur dan Babel, dan mereka ditawan dibawa ke negara Asyur dan Babel.
Tetapi dibalik itu selain Nabi Mikha menebuatkan tentang penghukuman Dia juga menebuatkan tentang pengharapan itu yang kemudian menjadi perikop bacaan Mikha 5 : 1 – 5a yang berisi janji pengharapan, janji seorang Raja Mesias dan penyelamatan bagi bangsa Israel.
Dalam kondisi ini dalam nubuat nabi Mikha, Allah menunjukkan pengharapan, bahwa seorang pemimpin akan muncul dari Betlehem yang akan mengenapi janji-janji Allah kepada umatNya, pemimpin yang akan menyelamatkan umat dari penderitaan, yang membebaskan umat dari penderitaan, Dia seorang pemimpi akan datang dari ditengah-tengah rakyat biasa melepaskan mereka dari penindasan, ia dengan kekuatan dari Tuhan akan memimpin mereka seperti seorang Gembala dan menjadi damai sejahtera.
Firman Tuhan hari ini memberikan pengharapan yang teguh bagi kita. Apapun keadaan kita sekarang masi ada harapan didalam TUHAN tidak peduli berapa kecil kekuatan yang masih tersisa.
Ibadah Minggu.
Tuhan bisa memulai dari sana. Betlehem bukan kota besar, tetapi Allah bisa memulai pemulihan dari sana. Tema mingguan kita mengatakan bahwa “bersuka cita menyongsong hadirnya Kristus itu artinya sukacita tersendiri bagi setiap orang percaya untuk ada dalam sebuah penantian akan kedatangan anak manusia yang menyelamatkan kita.
Allah mengutus anakNya hanya untuk memberi penguatan iman yang sungguh Ketika kita mengalami persoalan dalam kekuarga kita, Jemaat bhkan pribadi kita masing-masing.
Kedatangan anak manusia melalui kelahiran yang dinyatakan dalam kasih kepada kita manusia. Ada jaminan Ketika kita mampu memahami semua kehendak Tuhan.
Masa Advent adalah masa persiapan sebelum Natal, yakni masa persiapan untuk menghayati makna kedatangan Kristus, sesuai dengan penantian Mesias oleh umat Israel yang terungkap dalam Alkitab Perjanjian Lama, juga sehubungan dengan kedatanganNya pada akhir zaman.
“Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan” (Injil Lukas 3 ayat 5).
Di akhir Khotbahnya, Pnt. Stev mengingat umat dari Injil Lukas 3 ayat (5) di atas, yang dimaksud dengan Setiap lembah akan ditimbun; mengandung maksud setiap orang yang suka merencanakan kejahatan mulai sekarang perbaiki diri.
Setiap gunung dan bukit akan menjadi rata; mengandung maksud hati yang congkak dan tinggi hati sesegera mungkin menjadi rendah dan mau menghargai yang lain. Yang berliku-liku akan diluruskan; mengandung maksud bagi setiap orang yang suka ngerumpi, menyebar berita hoax berangsur-angsur perbaiki dirimu. [hot]