"Jika kita buka lembaran lama, Anies juga punya banyak kenangan soal etika. Misalnya ketika Anies menjadi Ketua tim etik bocornya sprindik Anas Urbaningrum oleh KPK tahun 2013. Anies tidak berani menyita dan mengkloning BBM Abraham Samad dan kemudian hanya memberikan vonis pelanggaran etik ringan kepada Abraham Samad," tegas Mulyono.
Satu lagi, menurut Mulyono, Anies juga pernah berjanji tidak akan maju sebagai Capres jika Prabowo mencapreskan diri. Selain itu saya dapat info bahwa pengorbanan Prabowo untuk mengusung dan menjadikan Anies sebagai gubernur DKI sangat besar.
Baca Juga:
Buntut Tuduh Gibran Pakai 3 Mic, Roy Suryo Tersangkut Hukum Segera Dipanggil Bareskrim
"Seluruh kekuatan Prabowo dan partai Gerindra dikerahkan untuk memenangkan Anies sebagai Gubernur DKI saat itu. Namun hari ini Anies justru mengingkari janjinya bahkan menyerang pribadi Prabowo dan berlagak seperti orang yang penuh etika," urainya.
Sebab itu, Sri Mulyono menilai, bahwa Anies dalam proses pendewasaan untuk menjadi pemimpin nasional.
"Publik dengan mudah membaca bahkan Anies masih dalam proses pendewasaan sebagai negarawan. Levelnya masih dalam masa pertumbuhan, masih jauh," ungkap Mulyono.
Baca Juga:
Apa yang Salah Dengan Joget Gemoy?
Peraih gelar doktor dari Institute Pemerintahan Dalam Negri (IPDN) ini menambahkan, capres Ganjar Pranowo tampil cukup prima dalam debat.
"Ganjar bicara program kerja dengan data- data. Meskipun dalam acara debat membuka data secara lengkap tidak mungkin dilakukan karena waktu sangat singkat. Sisi positif dalam pemilu Pilpres 2024 adalah cukup kondusif misalnya tidak ada isu SARA, Cebong- Kampret hilang dan masyarakat tenang," pungkasnya.
[Redaktur: Hotbert Purba]