Program "Torang Locavore" diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan pangan, menstabilkan harga, dengan mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Kata, Setian, iven "Torang Locatore" juga mengevaluasi kolaborasi program pengendalian inflasi pangan selama 2024.
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
"Pada kesempatan ini, kita evaluasi dan perbaiki diri untuk upaya-upaya pengendalian pangan di Papua Barat Daya mencapai kemandirian pangan," ujar Setian.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Pembangunan Setda Provinsi Papua Barat Daya George Yarangga yang didaulat membuka acara mengatakan, Papua Barat Daya adalah wilayah yang sangat kaya akan sumber daya alam, yaitu; pangan lokal seperti sagu, keladi, ubi, pisang, ikan, dan hasil laut lainnya.
"Meskipun pangan lokal ini melimpah, pola konsumsi masyarakat masih didominasi oleh beras dan pangan impor lainnya," kata Yarangga.
Baca Juga:
Empat Nelayan Indonesia Telah Dibebaskan Otoritas Singapura
Hal ini menimbulkan tantangan, tidak hanya bagi kesehatan masyarakat, tetapi juga bagi stabilitas ekonomi mengingat ketergantungan pada pangan impor yang rentan terhadap fluktuasi harga global.
Yarangga menambahkan, isu kemandirian pangan menjadi sangat relevan dalam konteks ini.
"Meskipun kita memiliki potensi yang besar, masih banyak produk pangan yang harus didatangkan dari luar. Ini menciptakan tantangan besar dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, instansi vertikal, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci untuk mewujudkan kemandirian pangan yang berkelanjutan," urainya..