Artinya Allahlah sumber utama pemerintahan itu. Kedaulatan Allah berotoritas dalam kepemimpinan semua pemerintah. Allah yang mengarahkan, Allah juga yang menuntun pemerintah. Jadi idealnya pemerintah pasti mensejahterakan rakyat dan terutama mengerjakan karya keselamatan dalam pemerintahannya.
Pemerintah ditetapkan oleh Allah. Berbagai bentuk pemerintahan dan metode pemerintahan semua juga ditetapkan oleh Allah. Begitu banyak penilaian manusia terhadap setiap pemerintahan, namun jika Allah yang menetapkan maka manusia tidak akan dapat menghancurkannya begitu pula sebaliknya kendatipun manusia menata sedemikian rupa jika tidak diperkenan Allah, maka pasti mengalami kehancuran. Pemerintah yang lalim atau kejam akan berhadapan dengan Sang pemberi tanggungjawab dan juga yang telah menetapkan pemerintahannya.
Baca Juga:
Hut Ke-17 Persekutuan Lanjut Usia GPI Papua, Pdt Morets Rohrohmana: "Opa Oma Harus Yakin, Tuhan Selalu Menyertai Kita"
Ayat (2) : Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.
Ibadah Minggu di Jemaat GPI Papua, 25 Agustus 2024. (Foto: Wahananews/Frances)
Merupakan konsekuensi dari ketetapan di ayat (1) bahwa semua manusia harus takluk kepada pemerintah yang berasal dari Allah dan ditetapkan oleh Allah.
Baca Juga:
GPI Papua Diaspora Pala-Pala Fakfak, Pdt Vero: Merenungkan dan Menerapkan Prinsip Keadilan dalam Keluarga
Ketidaktaklukan manusia dalam bentuk perlawanan kepada pemerintah artinya melawan ketetapan Allah dan berakibat mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri. Itu berarti bahwa tidak ada ruang bagi kita untuk melawan pemerintahan, karena pemerintahan berasal dari Allah sendiri.
Allahlah yang akan berperkara kepada siapa Allah memberi mandat pemerintahan dan yang tidak menjalankan amanat itu dengan sungguh-sungguh untuk memuliakan Tuhan dan untuk mensejahterakan umat Tuhan yang dipimpinnya.
Kita harus tunduk kepada pemerintah karena pemerintah berasal dari Allah dan ditetapkan oleh Allah.