Koperasi Gupon Sekarlangit kini mampu meningkatkan kapasitas pengemasan beras organik dari 12 ton menjadi 20 ton per bulan dengan bantuan mesin vakum double chamber yang efisien dan higienis.
Sementara Sekarlangit Agro Indoperkasa berhasil meningkatkan produksi tepung sayur dari 120 kilogram menjadi 250–300 kilogram per bulan melalui penerapan mesin food dehydrator dan penepung stainless steel.
Baca Juga:
Perayaan Puncak Hari Ritel Nasional 2025, Mendag: UMKM Masuk Ritel Modern Jadi Indikator Siap Ekspor
Selain teknologi, kedua mitra juga memperoleh pelatihan intensif Good Manufacturing Practices (GMP), Keamanan Pangan, dan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) untuk menjamin standar produksi pangan aman dan bermutu. Dari sisi manajemen, mereka mulai menerapkan pencatatan semi-digital, SOP produksi, serta pembagian kerja yang lebih tertata.
Transformasi juga terlihat pada aspek pemasaran. Dengan dukungan pelatihan digital marketing, tim pengabdian membantu kedua mitra membuat akun marketplace di Tokopedia dan Shopee, serta mengoptimalkan promosi produk melalui Instagram dan Facebook. Desain kemasan produk turut diperbarui agar lebih informatif, menarik, dan sesuai dengan standar ritel modern.
Menurut Fadlurrahman, M.P.A., anggota tim pengabdian, penerapan teknologi dan digitalisasi dapat memberikan dampak yang nyata terhadap kinerja mitra.
Baca Juga:
Transaksi Business Matching UMKM Januari—Oktober 2025 Capai USD 130,17 Juta, Buyer Mancanegara Konsisten Minati Produk UMKM
“Sebelumnya proses pengemasan masih manual dan pemasaran terbatas secara B2B. Setelah kegiatan ini, mitra mampu memperluas pasar ke sektor retail dan online, dengan efisiensi kerja meningkat hingga 40 persen dan omzet naik sekitar 10 persen,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa melalui skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sebanyak 17 SKS mahasiswa diakui melalui keterlibatan mereka dalam pelatihan, pendampingan produksi, dokumentasi teknis, dan pembuatan konten digital.
"Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah keterampilan praktis dalam pemberdayaan masyarakat, kewirausahaan sosial, dan manajemen publik,” tambah Fadlurrahman.