WahanaNews-Papua Barat | Salah satu tokoh pemuda dan intelektual dari Kampung Seni Distrik Mare Selatan Kabupaten Maybrat Agustinus Semunya, SH menolak dengan tegas pembangunan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) di kampungnya yang direncakanan dibangun di Kali Ombak Kampung Seni distrik Mare Selatan kabupaten Maybrat provinsi Papua Barat.
Hal penolakan tersebut disampaikan Agustinus Semunya, Menurut Dia akan merusak alam lingkungan wisata.
Baca Juga:
Kejar Target Bauran Energi, PLN Operasikan 2 PLTM
Agustinus mengatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah teknologi untuk memanfaatkan debit air yang ada di sekitar kita untuk diubah menjadi energi listrik. Caranya dengan memanfaatkan debit air untuk menggerakkan turbin yang akan menghasilkan energi mekanik, ungkapnya, Sabtu (9/4).
Menurut dia, hal ini dapat berdampak negatif yang akan di tuai pada waktunya, sebab kata dia, kalau melihat pembangunan wilayah khususnya kepala burung provinsi Papua Barat, sudah banyak pembangunan PLTHM di mana -mana, tetapi endingnya banyak masalah yang ditimbulkan.
Juga terkait pengelolaan operasi PLTMH banyak menjadi masalah dan ada juga menjadi bekas bangunan terkait pengelolaan yang tidak beres.
Baca Juga:
Dua Pembangkit Berbasis Air Resmi Beroperasi, Memperkuat Keandalan Listrik PLN
Sehingga Agustinus Semunya menolak dengan tegas pembangunan PLTMH di Kampung Seni distrik Mare Selatan Kabupaten Maybrat.
Potensi Kali Ombak yang sedang namanya viral mending dikelola untuk Wisata, agar dirasakan generasi dikemudian hari.
Ia menyampaikan potensi air kali ombak ini bersumber pada tempat keramat yang tak bisa di sentuh oleh manusia, ada kearifan lokal di sana, jadi harus dirawat keasliannya, jangan sampai gegara PLTMH menjadi merusak alam sekitarnya.
Agustinus meminta Pemkab Maybrat mengutamakan aset alam menjadi prioritas utama, sebab ikon Maybrat sebagai wisata Kali Framau, Kali Kaca Danau Uter, Kali Ombak, ini merupakan ikon wisata Lokal kita, ujar Agustinus Semunya.
Agustinus menyampaikan pentingnya menjaga lingkungan, wajib harus kita tanamkan sejak dini. Penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan, polusi air dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara, dan masalah mengenai rusaknya lingkungan kita khususnya di Indonesia bukan merupakan masalah yang baru lagi, yang seharusnya dibenahi segera mungkin.
Jangan korbankan potensi keaslian alam hanya untuk investasi mengatasnamakan kepentingan rakyat sesaat, perlu analisa dampak lingkungan, pungkas Agustinus Semunya. [hot]