PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Pegaf - Pemerataan energi listrik menjadi salah satu capaian monumental dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Melalui program Listrik Desa, pemerintah berhasil membawa cahaya hingga ke pelosok Nusantara, termasuk wilayah-wilayah terpencil di Tanah Papua yang selama puluhan tahun hidup dalam gelap gulita.
Baca Juga:
Hadir di Wilayah Ekstrem, PLN Gandeng Pemkab Sorong Selatan Percepat Listrik Desa
Program ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi simbol kehadiran negara yang nyata bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali.
Sama halnya, di Distrik Kiraweri, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Papua Barat, suasana malam kini berbeda. Jika dulu hanya ada cahaya redup dari lampu minyak atau nyala api sederhana, kini gemerlap lampu listrik menyinari setiap rumah.
Kehidupan masyarakat berubah drastis, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, maupun sosial. Anak-anak dapat belajar dengan penerangan yang layak, aktivitas warga kini berlangsung lebih produktif. Semua ini menjadi bukti bahwa program Listrik Desa benar-benar mengubah wajah pedesaan di Papua.
Baca Juga:
Rp50 Triliun untuk Terang Nusantara: Ketika Elektrifikasi Desa Menjadi Peluang Investasi
Transformasi ini tak lepas dari komitmen kuat pemerintah dalam menjalankan salah satu poin utama Asta Cita, yaitu pemerataan pembangunan dan kemandirian energi nasional.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan masih terdapat sekitar 5.700 desa atau 6,76 persen wilayah di Indonesia yang belum teraliri listrik mengutip laman Kementerian ESDM.
Pemerintah menargetkan seluruh desa itu akan mendapatkan akses listrik paling lambat tahun 2030.
Target strategis tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan seluruh rakyat menikmati manfaat pembangunan yang merata.
Salah satu di Papua Barat, pembangunan pembangkit berbasis energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Anggi berkapasitas 150 kW menjadi langkah konkret yang ramah lingkungan sekaligus efisien.
Energi air dari pegunungan diubah menjadi sumber listrik yang menerangi rumah-rumah warga Distrik Kiraweri.
Penerapan teknologi hijau ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai transisi energi berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil di wilayah terpencil.
Pencerahan di Kiraweri tidak hanya menghadirkan listrik, tetapi juga membawa harapan baru bagi warganya.
Masyarakat kini lebih percaya diri untuk mengembangkan usaha kecil, seperti pengolahan hasil pertanian, industri rumahan, hingga penjualan produk lokal berbasis listrik.
Listrik juga membuka akses terhadap teknologi komunikasi, sehingga warga desa dapat terhubung dengan dunia luar, memasarkan hasil bumi, serta memperoleh informasi penting untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
[Redaktur: Hotbert Purba]