Papua-Barat.WahanaNews.co, Fakfak - Pdt M Aritonang, S.Th memimpin ibadah minggu di Gereja Kristien Injili (GKI) Jemaat Immanuel Fakfak, Jalan Ahmad Yani Kabupaten Fakfak, Papua Barat,.
Ibadah minggu tersebut dihadiri umat atau jemaat kristiani dilingkungan gereja, Minggu (7/4/2024).
Baca Juga:
Gedung Gereja GKI Jemaat Bethesda Woos Fakfak Diresmikan PJ Gubernur Papua Barat
Pendeta Aritonang dalam Khotbahnya mengambil nats bacaan Alkitab Injil Lukas 24:13 – 35 mengangkat tema “Mengenal Dia yang Bangkit”.
Penjabaran dalam khotbah, Pdt Aritonang mengatakan, ada peribahasa yang mengatakan “Tak kenal maka tak sayang, dikenal maka disayang”.
“Ungkapan peribahasa ini sangat cocok dengan apa yang dialami oleh dua orang Murid Yesus yang pergi ke sebuah Kampung bernama Emaus,” ucap Pdt Aritonang.
Baca Juga:
Empat Pasutri Nikah Kudus di Jemaat GKI Pengharapan Sire Klasis Ayamaru
Dalam pembacaan ini di ceriterakan bagaimana kedua Murid ini bercakap-cakap dan bertukar pikiran tentang peristiwa Kebangkitan Tuhan Yesus.
“Dalam perjalanan ini Yesus hadir ditengah-tengah kedua Murid tersebut tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak mengenal Dia (ayat 16),” kata Pdt Aritonang.
Kedua Murid ini menceriterakan tentang peristiwa yang terjadi pada waktu itu dengan jelas kepada Yesus Sendiri.
“Bagaimana Latar belakang Pelayanan, Proses Penderitaan, Kebangkitan-Nya serta kubur yang kosong dan disaksikan Perempuan – Perempuan dan kepada Murid – Murid yang lain bahwa benar Yesus sudah bangkit,” terangnya.
Sungguh Luar biasa ceritera ini. Mengapa? Karena Mereka adalah Murid – Murid Tuhan Yesus yang setiap waktu bersama dalam Pelayanan.
“Mereka telah mendengar perkataan Yesus sendiri bahwa Dia akan menderita dan bangkit dari antara Orang mati pada hari yang ketiga ( Lukas 24: 6),” kata Pdt Aritonang.
Dijelaskannya, Yesus menjawabnya dengan tegas dalam ayat 25 “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!.
Setelah mereka tiba dan hendak makan. Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah–mecahkan dan memberikan kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia.
Apa maknanya bagi kita;
1. Kisah Kedua Murid ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya keterbukaan untuk berbagi persoalan dan mencari jalan keluar menghadapinya.
2. Jika kita telah mengenal Yesus. Maka berusahalah untuk mencari-Nya agar kita terus merasakan berkatNya setiap waktu.
3. Percayalah bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus dalam FirmanNya selalu digenapi dan tidak pernah terlambat, tetapi segala sesuatu Indah pada waktunya, Pdt Aritonang mengakhiri khotbahnya.
[Redaktur: Hotbert Purba]