WahanaNews-Papua Barat | Blue Abadi Fund (BAF), dalam jangka lima tahun telah mengucurkan dana 5 juta USD, untuk membiayai kegiatan program-program yang dilaksanakan di kawasan bentang laut kepala burung, Papua Barat.
Hal itu bertujuan untuk melindungi ekosistem pesisir dan laut di kawasan kepala burung yang merupakan reservoir tunggal terbesar spesies laut tropis dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, sekaligus untuk meningkatkan ketahanan pangan, mata pencaharian dan mempertahankan tradisi lokal.
Baca Juga:
Direktur LP3BH Manokwari Yan Christian Warinussy Ditembak OTK di Manokwari
Anggaran yang ada untuk mendukung program-program tersebut dikucurkan untuk kelompok-kelompok atau komunitas masyarakat lokal dan juga lembaga swadaya masyarakat, untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat disekitar pesisir dan laut yang ada di kawasan kepala burung dalam menjaga kelestarian alam mereka.
Hal itu diungkapkan oleh, Meity Mongdong, Anggota Komite Tata Kelola Blue Abadi Fund, saat dijumpai dalam kegiatan sosialisasi hasil capaian BAF dan mitranya di Kantor Gubernur Papua Barat, Senin (6/3/23).
"Harapan kami lewat kegiatan ini adalah, agar publik tau bahwa ada orang-orang dari hari ke hari yang sibuk melakukan perlindungan untuk kawasan bentang laut kepala burung. Selain itu agar masyarakat juga tau bahwa ada dana yang dapat diakses masyarakat untuk perlindungan kawasan bentang laut kepala burung yang berasal dari luar negeri,"
Baca Juga:
Kapolri Mutasi 3 Kapolres Lingkup Polda Papua Barat
"Selain itu, lewat kegiatan ini juga kami berharap agar pemerintah dapat tersentuh hatinya untuk dapat turut serta dalam pembiayaan konservasi dan pengelolaan sumber daya alam di kawasan pesisir dan laut kepala burung," ucap Meity.
Pemberian penghargaan bagi pelajar yang aktif menyuarakan kelestarian alam di media sosial, Senin 6 Maret 2023. (Foto: Suan Padang)
Menurut Meity, dana yang telah dikucurkan dan dikelola oleh mitra kerjanya, sejauh ini dinilai telah memberikan hasil yang baik dan telah terbukti.
"Pendanaan telah telah terbukti sangat bermanfaat, dimana lewat pendampingan yang dilakukan mitra kerja kita terhadap masyarakat lokal, telah menumbuhkan kesadaran ditengah-tengah masyarakat sekitar kawasan pesisir untuk turut serta menjaga kelestarian alam mereka. Masyarakat sendiri turun langsung dalam patroli untuk menjaga kawasan pesisir dan laut mereka,"
"Meningkatnya jumlah populasi pari manta di Misol Raja Ampat. Dimana menurut data, Raja Ampat adalah urutan kedua di dunia. Selain itu, populasi ikan hiu yang banyak diburu oleh oknum-oknum tertentu masih dapat terjaga dan dipertahankan populasinya. Jumlah wisatawan untuk menikmati keindahan Raja Ampat juga terus meningkat. Selain itu, pendapatan masyarakat juga meningkat, hal ini terlihat dari grafik hasil riset UNIPA," jelasnya.
Dijumpai ditempat yang sama, Tri Kurnia Goram, dari Yayasan Nazaret Papua Barat selaku salah satu penerima dana dari BAF menyampaikan bahwa, dukungan dana dari BAF sangat bermanfaat.
"Kita dapat melakukan pendampingan terhadap masyarakat di Misol Utara Kabupaten Raja Ampat, berkat adanya bantuan dana dari BAF. Salah satu hasilnya adalah, saat ini disana ada tim jaga laut yang dibentuk oleh masyarakat adat sendiri, untuk menjaga kawasan laut dan pesisir mereka dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Seperti nelayan yang menangkap ikan dengan cara yang tidak ramah lingkungan, itu sudah pernah ditangkap oleh tim patroli jaga laut bentukan masyarakat adat dan diserahkan ke aparat penegak hukum," ucap Tri.
Tri juga menambahkan bahwa pihaknya dan beberapa mitra kerjanya telah mendorong agar kawasan wilayah masyarakat adat di wilayah kerjanya dalam hal ini Misol Utara agar dapat masuk dalam wilayah konservasi.
Untuk kita ketahui bersama bahwa, kawasan bentang laut kepala burung mencakup pesisir dan laut dari teluk Cenderawasih hingga ke Raja Ampat dan Kaimana.
Dari pantauan PapuaBarat.WahanNews.co dalam kegiatan kemarin, panitia memamerkan hasil-hasil kerja mitra BAF dalam bentuk poster dan juga memberikan pemaparan hasil kinerja mitra BAF lewat tampilan video.
Selain itu, guna mengedukasi kaula muda sejak dini, panitia juga mengundang para pelajar dalam kegiatan tersebut dan memberi hadiah kepada mereka yang aktif menyuarakan jaga lingkungan pesisir laut di media sosial, seperti Tik Tok maupun Instagram. [Suan Padang/hot]