WahanaNews-Papua Barat | Pemerintah dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin tasrif menerbitkan aturan baru berupa Keputusan Menteri ESDM Nomor 2.K/TL.01/MEM/.L/2022 tentang Penugasan Pelaksanaan Penyediaan Pasokan dan Pembangunan Infrastruktur Liquefied Natural Gas (LNG), Serta Konversi Dari Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) Menjadi LNG Dalam Penyediaan Tenaga Listrik.
Aturan ini menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk mensuplai LNG ke dalam negeri khususnya untuk pembangkit listrik PLN. Tak hanya itu, PLN juga diwajibkan mengkonversi pembangkit yang berasal dari BBM ke LNG.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Rencana PLN Bangun SPKLU Seperti SPBU Demi Percepatan Green Energy
"Menugaskan Pertamina untuk melaksanakan penyediaan pasokan dan pembangunan infrastruktur LNG dalam penyediaan tenaga listrik oleh PLN, pada setiap pembangkit tenaga listrik dengan volume LNG sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan Menteri ini," ungkap Diktum kesatu Kepmen anyar yang sudah diteken Menteri Arifin pada 7 Januari 2022.
Adapun keseluruhan pembangkit listrik gas milik PLN yang membutuhkan LNG adalah sebanyak 1.198 Mega Watt (MW) dengan kebutuhan gas mencapai 83,74 BBTUD.
Berikut pembangkit listrik gas yang membutuhkan LNG Pertamina:
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut Alasan Pemerintah Diskon Tarif Listrik Hanya 2 Bulan: Antisipasi Pasca Nataru
Tahap Operasi
PLTMG Nias, Kapasitas 34 MW, kebutuhan gas 4,4 BBTUD
MPP Jungkat Kalbar, Kapasitas 100 MW, kebutuhan gas 2,64 BBTUD
PLTG Gorontalo, kapasitas 100 MW, kebutuhan gas 5,12 BBTUD
MPP Sultra (Kendari), Kapasitas 50 MW, kebutuhan gas 2,1 BBTUD
PLTMG Bau-bau, kapasitas 30 MW, kebutuhan gas 1,95 BBTUD
MPP Jeranjang, 50 MW, kebutuhan gas 2,74 BBTUD
Lombok Peaker, 124 MW, kebutuhan gas 7,77 BBTUD
PLTMG Sumbawa, 50 MW, kebutuhan gas 4,7 BBTUD
PLTMG Bima, 50 MW, kebutuhan gas 4,98 BBTUD
PLTMG Rangko (Flores), 23 MW, kebutuhan gas 1,12 BBTUD
PLTMG Maumere, 40 MW, kebutuhan gas 2,36 BBTUD
PLTMG Kupang, 40 MW, kebutuhan gas 1,67 BBTUD
PLTMG Manokwari 2, 20 MW, kebutuhan gas 2,49 BBTUD
PLTMG Biak. 15 MW, kebutuhan gas 1,57 BBTUD
PLTMG Biak 2, 10 MW, kebutuhan gas 0,64 BBTUD
MPP Nabiro, 23 MW, kebutuhan gas 1,51 BBTUD
PLTMG Nabire 2, 10 MW, kebutuhan gas 0,49 BBTUd
MPP Jayapura, 59 MW, kebutuhan gas 6,29 BBTUD
PLTMG Jayapura Peaker, 40 MW, kebutuhan gas 2,93 BBTUD
PLTMG Langgur, 20 MW, kebutuhan gas 1,67 BBTUD
PLTMG Merauke 2, 20 MW, kebutuhan gas 1,67 BBTUD
PLTMG Merauke , 20 MW, kebutuhan gas 2,22 BBTUD
MPP Timika, 10 Mw, kebutuhan gas o,98 BBTUD
PLTMG Ambon Peaker, 30 MW, kebutuhan gas 2,65 BBTUD
MPP Ternate, 30 ME, kebutuhan gas 3,85 BBTUD
PLTMG Seram, 20 MW kebutuhan gas 1,76 BBTUD
Tahap Konstruksi
PLTMG Kaloka, 120 MW, kebutuhan gas 5,03 BBTUD
PLTMG Alor, 10 MW, kebutuhan gas 1,35 BBTUD
PLTMG Waingapu, 10 MW, kebutuhan gas 1,14 BBTUD
PLTMG Serui, 10 MW, kebutuhan gas 0,92 BBTUD
PLTMG Saumlaki, 10 MW, kebutuhan gas 0,86 BBTUD
PLTMG Dobo, 10 MW, kebutuhan gas 1,00 BBTUD
PLTMG Namlea, 10 MW, kebutuhan gas 1,12 BBTUD