“Yang tak kalah pentingnya, pengembangan kampung nelayan maju akan terus kita genjot untuk mewujudkan sentra nelayan yang bersih, mandiri dan tangguh dengan berbagai peningkatan kapasitas, baik untuk nelayan maupun keluarganya di sekitar lokasi proyek,” imbuhnya.
Hadir secara daring, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dhewanthi selaku GEF Operational Focal Point Indonesia, yang mendorong peran aktif semua pemangku kepentingan yang terlibat proyek GEF-6.
Baca Juga:
KKP Sebut Aturan Ekspor Pasir Laut Rampung Maret 2024
Perlu penguatan komitmen kesepakatan dan kesepahaman dengan mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
“Harapannya manfaat dari adanya proyek ini juga terus berlanjut terus menerus bahkan setelah selesai nantinya. Proyek yang berjalan ini juga harus punya terobosan tidak business as usual, melihat dari evaluasi dan pelaksanaan tahun sebelumnya,” jelasnya.
Pelaksanaan program ini merupakan implementasi dari Grant Agreement antara KKP dengan WWF-US GEF Agency yang ditandatangani pada tanggal 23 Desember 2019.
Baca Juga:
Menteri KKP Ungkap Maling Ikan di Laut RI: Rumah di PIK Punya 80 Kapal
Dukungan yang diberikan berupa pendanaan implementasi pengelolaan perikanan berkelanjutan melalui CFI-ICP.
Adapun nilai hibah sebesar 7,37 juta USD dengan jangka waktu pelaksanaan 5 (lima) tahun hingga tahun 2025.
Di kesempatan yang sama, hadir secara daring perwakilan WWF GEF Agency Heike Lingertart menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia dalam penyusunan annual workplan and budget 2022 dengan baik yang mempertimbangkan kegiatan pada tahun sebelumnya serta masukan dan kebutuhan masyarakat di lokasi proyek.