WahanaNews-Papua Barat I Pengembangan pengolahan dan peningkatan hasil petani hutan produk olahan teh mangrove hasil kelompok tani hutan Pigapu Aimaporami Mimika, Papua siap merambah pasar.
Ketua kelompok tani Pigapu Aimaporamo, Mama Berlinda Mawane Makapoka mengatakan sangat semangat dengan produk yang dihasilkan kelompok taninya, yaitu produk teh Acanthus bahan baku alami dari daun mangrove.
Baca Juga:
Semarak Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024: Wing Peduli Tanam Ratusan Bakau
Saat ini saya masih ikut PON di Jayapura, dengan membuka stand Teh Acanthus buatan kami, kata mama Berlinda ketika dihubungi media wahananews.co melalui smartphone, Selasa (12/10).
Mama Berlinda sangat bangga ikut stand di Pon XX Papua 2021, ujarnya.
Ia menuturkan ikut stand PON dijembatani pemerintah provinsi Papua melalui Dinas Kehutanan cabang Mimika yang telah lama membina kelompok tani Pigapu Aimaporami sampai berhasil menciptakan produk teh dari daun Mangrove.
Baca Juga:
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Memperkenalkan Destinasi IKN Melalui Kolaborasi Media
Mama Berlinda Mawane Makapoka berterimakasih kepada Dinas Kehutanan Mimika yang telah melakukan pendampingan, sehingga kelompok tani Pigapu Aimaporami Mimika dapat memproduksi The Acanthus.
Dihubungi via phone, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Cabang Mimika, Maryana J.E Hamadi, S.hut.,M.Si menuturkan telah lama membina kelompok tani hutan Pigapu Aimaporami Mimika sejak 2014. Waktu itu masih dinas Kehutanan Kabupaten Mimika.
Saat ini kelompok tani Pigapu Aimaporami fokus dalam pembuatan teh mangrove dari daun Acanthus, Ia mengaku dalam melakukan pembinaan dan pendampingan mendapat dana dari APBD Pemprov Papua, tapi sangat terbatas.
Sehingga kami berusaha mencari kerja sama dengan stakeholder untuk membantu pembinaan kelompok tani yang ada. Bank Papua Cabang Timika telah ikut membantu memberikan dukungan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Papua Timika.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Cabang Mimika Maryana Hamadi, juga bilang bahwa produk teh Acanthus kelompok tani Pigapu Aimaporamo Mimika telah dipasarkan, animo masyarakat akan teh ini sangat tinggi.
“Kami akan segera mengurus izin produk Teh acanthus dengan bersinergi dengan para stakeholder yang memberi dukungan untuk kelayakan produk mendapat pemasaran yang lebih luas”, ujarnya.
Sementara DR. Dendy Sofyandy, S.Hut., M.Sc selaku Ketua umum Yayasan Ekologi Sahul Lestari yang juga turut melakukan pendampingan dan memberi dukungan kepada kelompok tani hutan Pigapu Aimaporami Mimika, Papua.
Sebagai pendamping, tetap mencari pendanaan dari tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional, ia mengaku telah mendapat pendanaan dari BRIN agar masyarakat asli Kamoro bisa berusaha dalam skala UMKM sebagai sumber ekonomi dari hasil Hutan Mangrove.
Ia mengatakan sebanyak 22 orang mama-mama papua di kampung Pigapu distrik Iwaka kaupaten Mimika, diantaranya Kelompok tani hutan Pigapu Aimaporami Mimika telah mengikuti program desa berinovasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI yang diselenggarakan yayasan yang dipimpinnya.
“Ekosistim mangrove di Timika merupakan ekosistim mangrove terluas kedua di dunia, kami mencari program-program pendampingan berkelanjutan untuk mengangkat produk-produk lokal mama-mama Kamoro dengan catatan bersedia menjaga hutan ulayat mangrove Timika agar tetap lestari”, tutupnya. [hot]