Wahananews-Papua Barat | Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) Jodhi Yudono menegaskan wartawan jangan rendah diri dalam menghadapi perkembangan jaman dan arus digitalisasi serta persaingan dengan para kreator digital.
Menurutnya, kita bisa belajar dari negara luar terkait peran wartawan sebagai penyemangat rasa kebangsaan. Siapa yang mengubah Nevada menjadi negara demokrasi? tiada lain adalah wartawan.
Baca Juga:
Bercerita tentang Dua Sosok, Sobary dan Jodhi
“Jadi, sebagai wartawan, kita tidak boleh minder dan rendah diri,” ujar Jodhi Yudono dalam paparannya di hadapan peserta rapat kerja nasional atau Rakernas IWO tahun 2021 yang digelar selama dua hari di New Panjang Jiwo Resort, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Sabtu (11/12/2021).
Selain memberikan penyemangat rasa kebangsaan sebagai peran wartawan, Jodhi Yudono juga memberikan contoh para wartawan senior Indonesia yang mempunyai andil dalam sejarah perjuangan bangsa.
Seperti diketahui, Rakernas IWO Tahun 2021 yang mengusung tema “Kesadaran Kebangsaan Wartawan Online di Tengah Digitalisasi Media,” dibuka secara langsung oleh Ketua umum IWO Jodhi Yudono, dan diikuti langsung baik secara online dan ofline oleh ratusan pengurus dan anggota dari 34 Provinsi se-Indonesia.
Baca Juga:
Dewan Pers Fitnah dan Bohong, Dilaporkan Ketua IWO Sumut Ke Polda Metro Jaya
Di tengah berlangsungnya kegiatan Ketua Umum KNPI terpilih tahun 2021 bekesempatan hadir dan memberikan arahannya.
Rekernas IWO yang berlangsung selama dua hari dari Sabtu hingga Minggu, 11-12 Desember 2021, menghadirkan Narasumber, di antaranya Ketua Komisi II DPR RI DR. H. Ahmad Doli, Founder Kompasiana Pepih Nugraha, CEO Pikiran Rakyat Media Network Agus Sulistriyono dan Digital Developer Deden Lesmana. Dengan Moderator Lia Nathalia serta Monalisa dari MGSTV selaku MC.
Pepih Nugraha selaku founder Kompasiana dalam materinya menyampaikan bahwa peran media menjadi sangat penting bagi perkembangan umat manusia.
Menurut Pepih, media sudah ada sejak jaman batu dan bahkan sejak jaman nabi. Seperti nabi Musa menerima 10 Perintah Tuhan yang tertulis pada batu, dan batu itu merupakan sebuah media hingga terus jaman berubah mediapun mengalami perkembangan jaman dari jaman batu, kulit, dan kertas yang disebut koran hingga saat ini menjadi online.
”Jadi, kalau pada jaman dulu, nabi Musa membawa batu yang berisi 10 Perintah Tuhan sebagai pesan Tuhan, nah itulah media,” jelasnya.
Banyak yang dipetik dari paparan para narasumber terkait perkembangan media yang memiliki peran penting dalam kehidupan di tengah arus digitalisasi saat ini.
Antusias para peserta Rakernas pun tampak terlihat saat sesi tanya tanya jawab terkait perkembangan media serta peran wartawan dalam menghadapi tantangan jaman saat ini. [hot]