Pria kelahiran19 November 1965 ini dengan cermat menghubungkan warisan pemikiran founding fathers, khususnya Soekarno, dengan realitas kekinian. Kutipannya tentang perjuangan melawan "bangsa sendiri" menjadi starting point diskusi kritis tentang identitas nasional di era globalisasi.
Acara temu nasional BEM Nusantara ke XIV di Palembang, Sumatera Selatan Selasa 30 Juli 2024.
Baca Juga:
Bobi Candra, Bos Tambang Ilegal dengan Kerugian Negara Rp 556 Miliar, Dibekuk di Jakarta
Dirinya mendorong mahasiswa untuk tidak sekadar menjadi konsumen pasif perubahan, tetapi aktif mendefinisikan arah perubahan itu sendiri.
Lebih dari itu, Dudung menekankan pentingnya daya saing di kancah global tanpa kehilangan akar budaya.
"Saya teringat apa yang disampaikan presiden pertama Bung Karno bahwa perjuangan ke depan akan semakin sulit karena yang dihadapi adalah bangsanya sendiri," ujarnya.
Baca Juga:
Bank Indonesia Sebut Uang Pecahan Rp10 Ribu Tahun Emisi 2005 Tidak Berlaku Lagi
Dudung mengajak mahasiswa untuk introspeksi dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan internal maupun eksternal.
Visi Dudung tentang peran mahasiswa dalam pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Emas bukanlah retorika kosong. Ia menawarkan framework berpikir yang mengintegrasikan keamanan nasional, literasi digital, dan pembangunan karakter. Pendekatan holistik ini menjadi blueprint bagi gerakan mahasiswa untuk menavigasi kompleksitas abad 21.
Menariknya, Dudung tidak menyajikan solusi instan. Sebaliknya, ia memposisikan diri sebagai katalisator, mendorong mahasiswa untuk mengembangkan solusi inovatif atas permasalahan kontemporer.