Papua-Barat.WahanaNews.co | Satu orang dinyatakan meninggal dalam peristiwa erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12). Selain itu 10 orang dilaporkan hilang.
"Satu orang yang meninggal dari Curah Kobokan, sudah akan dibawa mobil ambulans," kata Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar, Sabtu (4/12).
Baca Juga:
Korban Erupsi Semeru Kehilangan Surat-surat Penting
Indah mengungkap 10 orang belum ditemukan dan evakuasi sulit dilakukan lantaran akses jalan menuju lokasi tertutup material lumpur.
"Di Desa Sumberwuluh, itu ada namanya Kampung Renteng, area tambang, di besuk namanya itu ada dua orang yang hilang sampai sekarang belum ditemukan," kata Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar, saat dikonfirmasi, Sabtu, 4 Desember 2021.
Selain dua orang itu, juga ada delapan orang dilaporkan hilang. Mereka diduga terjebak di kantor perusahaan tambang pasir yang letaknya tak jauh dari sana. "Delapan orang yang hilang itu diduga terjebak di kantor pemilik tambang. Kami tidak bisa menghubungi karena handphone-nya tidak aktif," jelasnya.
Baca Juga:
Korban Erupsi Gunung Semeru Bertambah, Tim SAR Evakuasi Lagi 4 Korban
Indah mengatakan para pekerja tambang tersebut melakukan komunikasi terakhir dengan petugas sore tadi. Namun kini mereka kehilangan kontak.
"Tadi sore sempat mengirimkan video, minta tolong untuk bisa dibantu, tetapi petugas BPBD dan relawan tidak bisa mengevakuasi karena lahar panas sudah di sana, kami menunggu surut. Mudah-mudahan mereka masih selamat," ungkapnya.
Diketahui Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi disertai muntahan awan panas guguran pukul 15.00 WIB, Sabtu, 4 Desember 2021.
Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pukul 15.20 WIB.
Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik. [hot]