Papua-Barat.WahanaNews.co, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjend) Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN, Dr. Sri Mulyono mengatakan, Presiden Prabowo Subianto menunjukkan sikap yang berbeda terutama sejak lima tahun terakhir.
Menurut Sri Mulyono, sikap Prabowo lebih santun serta merakyat ketimbang dahulu. Bahkan, Prabowo terlihat ingin meninggalkan perspektif negatif di masyarkat bahwa dirinya dinilai sebagai orang terkait pelanggaran HAM di masa lalu.
Baca Juga:
Ikut Rayakan Deepawali, Dirut PLN: Indonesia Memasuki Masa yang Lebih Terang lagi Bersama Presiden Prabowo
"Sebagai aktor politik saya melihat Prabowo Subianto dari sisi yang berbeda terutama dalam 5 tahun terakhir. Menurut saya Prabowo Subianto yang sekarang mejabat Presiden RI telah melakukan usaha keras untuk taubatan nasuha politik," kata Sri Mulyono dalam pesan singkat, Jumat 25 Oktober 2024.
Atas perubahan sikap itu, PKN mendukung kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Kami mendukung penuh kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto selama berpondasi ke taubatan nasuha," ujar Sri Mulyono.
Baca Juga:
Umat Hindu Bersama Tokoh Nasional Lintas Agama Doakan Presiden Prabowo Sukses Pimpin Indonesia
Taubatan nasuha, lanjut Sri Mulyono dalam bahasa Indonesia berarti tobat yang semurni-murninya.
Dalam Surat At-Tahrim (66) ayat ke-8 didefinisikan sebagai tobat dari dosa yang diperbuat saat ini, menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya pada masa lalu dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi pada masa mendatang.
"Tobat nasuha diperuntukkan untuk dua macam dosa, yaitu menyangkut hak Allah dan menyangkut hak manusia. Menurut Imam Nawawi ada tiga syarat yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya apabila maksiat yang dilakukan adalah urusan antara manusia dan Allah yaitu; meninggalkan perilaku dosa tersebut, menyesali perbuatan yang telah dilakukan dan berniat tidak melakukannya lagi selamanya," urainya.