PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Fakfak - Ketua Panitia Pembangunan Gereja GPI Papua Jemaat Eden Wagom, Hulda Barian Kartini Hegemur, menyampaikan bahwa pembangunan gedung gereja baru di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Wagom Utara, Distrik Pariwari, merupakan wujud iman dan tanggung jawab pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada seluruh jemaat.
Dalam laporannya saat acara peletakan batu pertama pembangunan Gereja GPI Papua Jemaat Eden Wagom pada Selasa (4/11/2025), Hulda menjelaskan bahwa panitia telah menyusun strategi pelaksanaan pembangunan sejak beberapa tahun lalu.
Baca Juga:
Beberapa Lembaga Gereja Apresiasi Polres Fakfak dalam Pengamanan Perayaan Paskah
“Kami memulai dari usaha penggalangan dana, pembuatan desain gambar bangunan, hingga penyusunan rancangan anggaran biaya,” ujarnya.
Gedung gereja tersebut direncanakan memiliki ukuran 30 x 30 meter persegi, berdiri di atas tanah Hak Milik Lembaga GPI Papua, dan menelan biaya pembangunan sekitar Rp5,831 miliar hingga selesai.
Menurut Hulda, pekerjaan fisik sudah dimulai sejak September 2021, namun sempat terhenti karena keterbatasan dana serta kondisi tanah berbatu cadas yang membutuhkan alat berat.
Baca Juga:
GPI Papua Maknai Empat Masa Raya Advent, Sebelum Memasuki Masa Raya Natal 2024
Dengan semangat pelayanan yang tidak pernah padam, panitia kembali melanjutkan pembangunan pada Oktober 2025 dengan tahap awal penggalian pondasi dan pembuatan cakar ayam.
“Kami lanjutkan dengan keyakinan bahwa Tuhan akan menolong kami. Walaupun dana terbatas, semangat kami tidak berhenti,” tutur Hulda penuh haru.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini panitia telah mengumpulkan dana sebesar Rp169 juta yang berasal dari swadaya jemaat, persembahan janji iman, dan bantuan para donatur.
“Dana tersebut sudah kami pergunakan untuk pekerjaan awal. Kami percaya bahwa meskipun jumlahnya kecil dibanding kebutuhan total, Tuhan yang memulai pekerjaan ini akan menyelesaikannya dengan mulia,” ucapnya.
Selain dari swadaya jemaat, panitia juga telah mengajukan proposal bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Fakfak dan Pemerintah Provinsi Papua Barat.
Ia berharap dukungan dari pemerintah dapat mempercepat penyelesaian pembangunan rumah ibadah ini. “Kami percaya pemerintah daerah juga memiliki hati yang sama untuk mendukung pembangunan iman di Fakfak,” tambahnya.
Salah satu kegiatan penggalangan dana yang mendapat apresiasi besar adalah “Gereja Maghi”, yang menggabungkan unsur agama, adat, dan budaya Fakfak melalui semangat filosofi “Satu Tungku Tiga Batu. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 11 Agustus 2025 dan berhasil menggugah semangat kebersamaan lintas elemen masyarakat, majelis jemaat, serta dewan adat.
“Acara Gereja Magik menjadi simbol bahwa adat, budaya, dan iman dapat berjalan bersama. Inilah kekuatan Fakfak yang sebenarnya—satu dalam kebersamaan, saling menopang untuk pekerjaan Tuhan,” tutur Hulda.
Mengakhiri laporannya, Hulda Barian Kartini Hegemur menyampaikan terima kasih kepada seluruh jemaat, pemerintah daerah Kabupaten Fakfak, Sinode GPI Papua, para donatur, serta masyarakat Fakfak yang telah memberikan dukungan baik secara tenaga, doa, maupun materi.
“Kiranya Tuhan yang Maha Kuasa membalas segala kebaikan dan menjadikan kita semua berkat bagi banyak orang,” demikian Hulda Hegemur.
[Redaktur: Hotbert Purba]