Wahananews-Papua Barat | Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mendapatkan penghargaan "Excellent Leader of the Year" dalam Top Executive Award 2022. Penghargaan ini diperoleh Darmawan karena dinilai berhasil memimpin PLN di tengah pandemi serta mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Berdasarkan riset dan penilaian Top Executive Index 2022, Darmawan dinilai pantas mendapat penghargaan Top Excecutive dengan keberhasilannya mengembangkan perusahaan dalam beberapa kategori berikut, Digital Corporate Brand Awareness Aspect, Revenue & Revenue Growth Aspect, dan Nett Profit & Profit Growth Aspect.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
CEO Tras n Co Indonesia, Tri Raharjo mengatakan transformasi yang dilakukan PLN menjadi kunci penting dalam mendorong kinerja perusahaan. Dengan digitalisasi sistem ia menilai tidak hanya kinerja perusahaan yang meningkat, tetapi juga pelayanan pelanggan yang dibuktikan oleh rating aplikasi PLN Mobile.
"Kita berharap PLN ke depan makin memberikan pelayanan yang prima buat pelanggannya. Karena setiap pribadi yang ada di Indonesia ini adalah pelanggan PLN. Mudah-mudahan kinerja PLN ini bisa terus ditingkatkan," tutup Tri.
Di sisi lain, Direktur Utama PLN, Darmawan berterima kasih atas penghargaan ini mengingat selama pandemi PLN juga menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penurunan demand listrik hingga krisis energi.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Namun berkat transformasi yang dilakukan selama 2,5 tahun terakhir, PLN tetap mampu menghadapi berbagai situasi tersebut.
"Kami melakukan digitalisasi sistem. Sehingga seluruh proses bisnis kami menjadi ringkas, cepat, dan termonitor. Dalam prosesnya kami juga melakukan efisiensi, inovasi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak," ungkapnya dalam sambutan penghargaan Top Excecutive Award 2022 (28/11).
Berkat transformasi tersebut, ia menambahkan, PLN mampu mencatatkan laporan keuangan terbaik sepanjang sejarah. Dengan pendapatan penjualan mencapai Rp 289 triliun, menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) sebesar Rp 15 per kWH, dan kontribusi pajak meningkat sebesar Rp 5,7 triliun.