WahanaNews-Papua Barat | Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membuka rapat kerja teknis (rakernis) gabungan beberapa satuan kerja (satker) di Rupatama Polri, Jakarta Selatan, Selasa (22/3/2022).
Dalam arahannya, Sigit pun mengingatkan masing-masing satker untuk selalu bekerja secara beriringan bersinergi agar organisasi Polri menjadi lebih baik.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
“Saya ingin mengibaratkan, ibarat organ tubuh maka di Polri ini ada berbagai macam unsur yang sudah diatur di mana seluruh organ tubuh ini bisa bekerja dengan baik apakah itu organ vital, pancaindera, alat gerak sehingga tubuh kita yang bernama organisasi Polri ini betul-betul bisa berjalan dengan baik kuat,” kata Sigit.
Dia pun menuturkan, dengan kondisi tubuh yang prima sehat, maka Polri bisa menghadapi segala macam ancaman tantangan ke depan guna mewujudkan organisasi Polri yang Presisi sesuai dengan harapan masyarakat.
Menurutnya, Polri yang kuat menjaga stabilitas kamtibmas menjadi salah satu kunci utama agar seluruh kebijakan nasional harapan masyarakat terhadap Polri bisa diwujudkan.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi Picu Banjir di Tapteng, Ratusan Rumah Terendam
“ini menjadi bagian yang kita semua harus memahami saling bersinergi menjaga kekuatan kesehatan yang ada sehingga warna persepsinya menjadi satu,” ujar Sigit.
Sigit mengingatkan jajarannya untuk tak pernah lepas mengikuti perkembangan lingkungan strategis.
Dampak situasi global saat ini, kata Sigit sangat luar biasa menimbulkan ketidakpastian, dia pun mencontohkan bagaimana Pandemi Covid-19 berdampak ke seluruh negara di dunia dari sisi ekonomi maupun kesehatan, juga invasi Rusia ke Ukraina juga menimbulkan dampak bagi Indonesia.
Fenomena ini, kata Sigit harus dikelola dengan sebaik mungkin. Sebab, jika tidak akan menimbulkan gangguan kamtibmas.
Memasuki bulan Ramadan dia juga mengingatkan jajarannya agar mewaspadai kenaikan beberapa harga bahan pokok.
“Kita akan memasuki bulan Ramadan di mana harga-harga komoditas bahan pokok akan naik. ini menjadi ancaman apabila tak bisa diatasi,” tutur Sigit.
Mantan Kabareskrim Polri ini menuturkan bagaimana perkembangan teknologi saat ini, di mana semua informasi yang ada baik di dalam maupun luar negeri akan berdampak.
Hal ini menurutnya harus diikuti perkembangannya agar mengetahui langkah yang dilakukan jika terjadi sesuatu.
Tak hanya itu, dia pun meminta jajarannya untuk mengetahui kerja makro mikro di lapangan. Kerja makro adalah hal besar dilaksanakan negara, mikro hal-hal menjadi tugas pokok kita.
Indonesia, lanjut Sigit saat ini sedang berusaha terus menjaga pertumbuhan ekonomi kita berada di atas lima persen.
Pemerintah telah memberikan kelonggaran terhadap defisit negara mau tak mau hal itu harus dikembalikan dengan menjaga pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
“Refocusing membuat APBN kita menjadi kurang maksimal. Beban APBN menjadi berat mau tak mau pemerintah melakukan langkah dengan membesarkan sektor investasi. Sektor investasi di angka 85 persen saat ini sedang dikawal bagaimana Indonesia menjadi tuan rumah G20 tentunya ini bagian upaya kita yang 85 persen bisa dilaksanakan maksimal,” papar Sigit.
Lebih lanjut, Sigit pun mengatakan saat ini Indonesia tengah membangun fondasi menjadi negara maju.
Salah satunya dengan mengubah kebijakan dari negara konsumen menjadi produsen mengubah kebijakan yang tadinya melepas ekspor material mentah, saat ini disetop dalam rangka membuka hilirisasi di dalam negeri.
Hal itu dilakukan agar Indonesia mampu mengelola sumber daya alam yang dimiliki bisa melompat serta tak tergantung dengan negara lain.
“Transformasi yang ada pada satu sisi suatu lompatan jika kita bisa melakukan, namun di sisi lain ini berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas. Menjaga fondasi ini bisa kita bangun dengan sinergitas.” jelas Sigit.
Terkait dengan transformasi digital, dia pun mengingatkan akan menjadi tantangan sendiri bagi Polri. pada satu sisi menjadi hal yang memudahkan, khususnya dalam hal memprediksi sebagaimana keinginan menjadikan pemolisian prediktif dengan mengelola data yang ada mendapatkan rekomendasi dalam mengambil keputusan. Namun di sisi lain ada tantangan.
Dengan semua hal itu, Kapolri berharap jajarannya untuk tak menjadikan Polri Presisi hanya sebagai program kerja. Namun, juga bisa menjadi lompatan perubahan untuk kembali ke esensi sejarah Kepolisian yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Harapan saya di samping tugas kebijakan pemerintah. Saya kembali mengingatkan bahwa kita semua ingin mengukir sejarah Polri. Kita sudah buat road map menuju Polri yang Presisi. Tentu harapan saya ini bukan hanya program kerja, tetapi lompatan perubahan untuk kembali ke esensi sejarah kepolisian yang tentunya ini betul-betul dirasakan masyarakat. Polri yang mampu menjadi garda terdepan menjaga negara, Polri yang bisa diandalkan, profesional, dekat dicintai masyarakatnya,” tutup Sigit. [hot]