WahanaNews-Papua Barat I Soal masa depan bangsa, Gubernur Dominggus mandacan menyebutkan pemuda dan masa depan ibarat “Manusia dan udara”, dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia pada hakikatnya membutuhkan udara, begitu juga kaum muda membutuhkan masa depan yang gemilang. Telah menjadi kondrat bagi pemuda itu sendiri yang kerap disebut sebagai penerus masa depan, tunas bangsa, dan pelanjut generasi. Hal ini disampaikan pada penutupan Konfrensi Pemuda Katolik Papua Barat di Manokwari, Rabu (29/9).
Gubernur papua barat berharap pemuda Katolik harus bangkit dan berjalan bersama pemuda- pemuda yang lainnya sebab pemuda adalah tulang punggung Negara, Gereja dan Tanah Air, gubernur juga minta pemuda Katolik bersinergi bersama pemerintah daerah dan pusat, sebab negara membutuhkan kita semua.
Baca Juga:
Jadi Tuan Rumah Orientasi Pengurus dan Rapat Kerja Pemuda Katolik, SMK Nawa Cita Mego Liburkan Siswa
Kegiatan konferensi Pemuda Katolik Papua Barat mendapat suntikan dana dari Provinsi Papua Barat sebesar Rp 3 M yang digunakan untuk membiayai beberapa kegiatan baik tingkat Nasional, Provinsi dan daerah se-Provinsi Papua Barat berupa Konsolidasi, koordinasi, dan Konferensi.
Ketua Panitia Konferensi Pemuda Katolik Papua Barat, Aloysius Paulus Siep menegaskan, ada isu-isu dan persoalan strategis yang dibahas dan akan diberi rekomendasi ke pemerintah daerah maupun gereja.
“Konferensi Pemuda Katolik ini mengangkat dan menghidupkan kembali solidaritas dan soliditas Pemuda Katolik di Papua Barat,” tegas Aloysius.
Baca Juga:
Menteri Bahlil Buka Rapimnas II Pemuda Katolik 2024 di Sorong Papua Barat Daya
Ketua panitia pelaksana Aloysius membeberkan, ada isu strategis yang dibahas pada kegiatan ini yang menjadi perhatian bersama.Tentang pemerintahan, kesehatan, pendidikan, pelanggaran HAM di Tanah Papua. Selain itu, membahas peran nyata Pemuda Katolik dalam membangun bangsa, negara dan gereja,” beber Aloysius.
Dalam konteks ini kontribusi Pemuda Katolik Papua Barat bagi Indonesia, dimulai dengan keterlibatan Komda Papua Barat dalam isu dan persoalan di Tanah Papua Barat. “Pemuda Katolik Papua Barat memiliki kewajiban moral untuk terlibat dan melibati kehidupan sosial politik, Gereja di Indonesia dan terutama, di Papua Barat,” ujarnya.
Sementara Ketua Komda papua barat Yosepha Faan mengatakan konferensi ini bisa menjadi laboratorium yang merangsang tumbuhnya kader generasi muda Katolik yang solid. “Sekaligus memiliki kesadaran sebagai pemimpin yang memiliki tanggung jawab kepada Gereja Katolik, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan dan persaudaraan sejati.
Yosepha menambahkan, perhelatan konferensi ini menjadi kesempatan untuk menggali kembali nilai-nilai kekatolikan dalam menata kebangsaan. [hot]