Wahananews-Papua Barat | PT PLN (Persero) bersama pemerintah saat ini tengah menggodok program pengalihan anggaran untuk subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) ke program percepatan penambahan pengguna kompor induksi atau kompor listrik bagi rumah tangga.
Percepatan penambahan pengguna kompor induksi diklaim dapat menekan beban subsidi LPG 3 kg yang semakin besar. Khususnya akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dalam beberapa bulan terakhir ini.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
PLN sendiri sejatinya sudah gencar mengajak masyarakat untuk menggunakan kompor induksi atau listrik.
Lalu apakah dengan menggunakan kompor induksi atau listrik bisa lebih murah ketimbang LPG 3 kg?
Berdasarkan kajian PT PLN (Persero), konsumsi LPG rata-rata pelanggan golongan mampu atau yang memiliki daya listrik rumah tangga di atas 900 Watt sekitar 11,4 kg per bulan.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Dengan asumsi harga LPG masih di kisaran Rp 7.000 per kg, sebelum adanya kenaikan pada Desember 2021 lalu, maka pengeluaran LPG di pelanggan rumah tangga ini mencapai sekitar Rp 136.800 per bulan atau sekitar Rp 1.641.600 per tahun.
Sementara bila menggunakan kompor induksi/listrik, dengan asumsi pemakaian 82 kilo Watt hour (KWh) per bulan dan tarif listrik pelanggan non subsidi Rp 1.445 per kWh, maka pengeluaran biaya untuk kompor listrik sekitar Rp 118.490 per bulan atau Rp 1.421.880 per tahun.
Artinya, dengan menggunakan kompor listrik, ada penghematan sebesar Rp 18.310 per bulan atau sekitar Rp 219.720 per tahun dibandingkan menggunakan kompor LPG.
Dengan harga LPG khususnya non subsidi kini yang telah naik sejak akhri Desember 2021 lalu, sementara tarif listrik masih tetap, maka artinya potensi penghematan menggunakan kompor induksi bisa menjadi lebih besar lagi.
Seperti diketahui, harga LPG non subsidi minimal tabung 12 kilo gram (kg) ini rata-rata naik sebesar Rp 1.600 - Rp 2.600 per kg menjadi Rp 11.500 per kg sejak Desember 2021 lalu.
Di pasaran kini harga LPG per tabung 12 kg tersebut bisa mencapai sekitar Rp 175 ribu - Rp 177 ribu. Bahkan, tak menutup kemungkinan di beberapa daerah ada yang lebih dari harga tersebut.
Naiknya harga LPG ini tak terlepas dari ketergantungan RI pada impor LPG. Pasalnya Indonesia mengimpor LPG sekitar 80% dari total kebutuhan per tahun atau impor sekitar 6-7 juta ton per tahun.
Sementara bila menggunakan listrik, sumber energi listrik bisa dikatakan hampir seluruhnya dari dalam negeri, seperti gas, batu bara, maupun energi baru terbarukan (EBT) seperti energi air, matahari, angin, biomassa, dan lainnya.
Saat ini PLN pun menyebut telah mengalami kelebihan pasokan listrik (oversupply). Berdasarkan data PLN, kelebihan pasokan listrik pada 2021 mencapai 18,68 Giga Watt (GW) dan 2022 diperkirakan naik menjadi 21,5 GW.
Penggunaan kompor listrik juga turut mendukung penyerapan pasokan listrik di Tanah Air, dan negara pun bisa menghemat devisa dari impor dan subsidi LPG. [hot]