PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pengamat media sosial Dr. H. Ami Kamiludin, mengungkapkan, percakapan warganet di lini masa kembali menyoroti isu ketahanan pangan nasional yang dikaitkan dengan penanganan bencana di sejumlah wilayah di pulau Sumatera.
"Pada Senin malam sekitar pukul 21.30 WIB, Frasa Ketahanan Pangan Bangkit ramai dibahas di Twitter/X hingga menempati jajaran trending puncak, terutama dalam konteks memastikan bantuan dapat disalurkan tepat waktu dan tepat sasaran bagi warga yang terdampak bencana," ujarnya Selasa 16 Desember 2025.
Baca Juga:
Marak Biro Nikah Siri Online, DPR Ingatkan Bahaya Prostitusi Terselubung
Menurutnya, dalam berbagai pembahasan yang berkembang di Twitter atau X, netizen menaruh harapan dan perhatian pada pentingnya percepatan penyaluran bantuan sandang dan pangan, serta pemenuhan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang terdampak.
"Isu ini dinilai krusial untuk menjaga ketahanan masyarakat di masa pemulihan, sekaligus mencegah dampak yang berkelanjutan akibat keterbatasan akses kebutuhan pokok," ujarnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, perbincangan warganet juga menyinggung kunjungan Menko Pangan Zulkifli Hasan ke berbagai daerah terdampak bencana di Sumatera, yang dinilai sebagai bagian dari upaya melihat langsung kondisi lapangan dan memastikan koordinasi antarinstansi berjalan efektif.
Baca Juga:
Heboh Isu Pakan Hewan Ragunan, Pengunggah Mengaku Hanya Berasumsi
"Kehadiran pejabat di daerah terdampak disebut penting untuk mempercepat pengambilan keputusan dan distribusi bantuan," ungkap Ami Kamiludin.
Dirinya menilai bahwa percakapan yang berkembang di media sosial menunjukkan meningkatnya kesadaran publik terhadap pentingnya kecepatan dan ketepatan penanganan bencana.
Masih menurutnya, warganet tidak hanya menyuarakan empati, tetapi juga menaruh ekspektasi terhadap kerja nyata dari pemerintah di lapangan.
“Isu ketahanan pangan yang dikaitkan dengan penanganan bencana menunjukkan bahwa publik kini lebih kritis dan konstruktif. Mereka mendorong agar bantuan benar-benar sampai ke masyarakat terdampak, terutama kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan layanan kesehatan,” ujar Ami Kamiludin.
Ia menjelaskan, narasi ketahanan pangan bangkit yang menguat di media sosial ini mencerminkan harapan publik agar penanganan bencana tidak hanya bersifat darurat, tetapi juga berkelanjutan.
"Ketahanan pangan dinilai menjadi pondasi penting dalam proses pemulihan, khususnya bagi wilayah yang terdampak langsung," terangnya.
Ami Kamiludin menegaskan, dengan meningkatnya perhatian warganet, isu ketepatan dan kecepatan bantuan menjadi sorotan utama.
"Publik berharap langkah-langkah yang diambil pemerintah, termasuk melalui peran Menko Pangan, dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat terdampak dan memperkuat ketahanan pangan nasional ke depan," demikian Ami Kamiludin.
[Redaktur: Hotbert Purba]